4 Pesan PGIW Sulselbara Agar Pilkada Sulawesi Selatan Berjalan Damai

4 Pesan PGIW Sulselbara Agar Pilkada Sulawesi Selatan Berjalan Damai

Andi Sitti Nurfaisah - detikSulsel
Minggu, 01 Sep 2024 06:30 WIB
Sekretaris PGIW Sulselbara Yohanis Metris. Dokumen Istimewa
Foto: Sekretaris PGIW Sulselbara Yohanis Metris. Dokumen Istimewa
Makassar -

Sekretaris Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Yohanis Metris berharap Pilkada Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap berjalan damai. Dia pun mendorong semua pihak mengambil tanggung jawab agar harapan tersebut terwujud.

Hal itu disampaikan Yohanis mengingat Pilkada Sulawesi Selatan sudah selesai pada tahapan pendaftaran pasangan calon sejak 27-29 Agustus 2024. Simak sejumlah pesan-pesan dari Yohanis:

1. Ingatkan Paslon Tak Kampanye di Gereja

Pesan pertama dari Yohanis adalah mengingatkan para paslon untuk tidak menggunakan rumah ibadah sebagai tempat kampanye. Menurutnya, hal itu menjadi bagian dari menjaga stabilitas pilkada damai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Agama tidak boleh menjadi sarana untuk memenangkan seseorang, untuk berkampanye, karena itu kita menjaga stabilitas supaya Gereja itu tidak menjadi tempat atau sarana untuk melaksanakan kampanye-kampanye dalam rangka politik praktis," kata Yohanis Metris kepada detikSulsel, Sabtu (31/8).

Metris menjelaskan politik praktis yang dimaksud salah satunya ialah menggunakan tempat ibadah untuk mencari suara. Dia mengingatkan tidak sepantasnya agama dijadikan sebagai kendaraan politik.

ADVERTISEMENT

"Politik praktis yang biasanya kita maksudkan adalah keterlibatan secara langsung dalam berkampanye misalnya, keterlibatan-keterlibatan itu menggunakan sarana ruang-ruang ibadah, tempat-tempat beribadah, menjadikan tempat itu sebagai tempat bagi orang-orang atau calon tertentu untuk berkampanye," ujarnya.

Menurutnya, pihaknya bertanggung jawab untuk memahamkan warga Gereja khususnya. Pihaknya memiliki tugas untuk menyadarkan akan pentingnya politik damai.

"Tugas kita kami sebagai Lembaga Gereja apalagi sebagai Pendeta, tugas kami itu adalah dalam rangka mencerdaskan warga jemaat, warga Gereja tentang penyadaran akan pentingnya politik secara damai," ucapnya.

2. Pentingnya Budaya Damai

Yohanis Metris mendorong pilkada damai tidak hanya sekadar pesan yang tersampaikan secara lisan dan non lisan. Dia menilai pilkada damai harus menjadi budaya di masyarakat.

Oleh sebab itu, salah satu upaya yang telah dilakukan yaitu dengan mengadakan seminar terkait budaya damai menghadapi Pilkada 2024. Menurutnya, upaya ini sudah dilakukan oleh pihaknya.

"Salah satu yang sudah kami lakukan adalah kami sudah pernah mengumpulkan pimpinan-pimpinan Gereja yang ada di Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara untuk melaksanakan seminar tentang budaya damai menghadapi Pilkada 2024," katanya.

"Jadi itu dihadiri oleh setiap pimpinan Gereja, lalu kemudian diharapkan bahwa pimpinan-pimpinan Gereja yang hadir saat itu juga akan menyampaikan dan mengedukasi warga Gerejanya masing-masing," lanjutnya.

Selain itu, dalam menghadapi tahun politik pihaknya juga memberikan seruan-seruan kepada Gereja. Seruan itu berbentuk dalam surat pastoral yang dibacakan dalam setiap kegiatan ibadah.

"(Kami juga) membuat seruan-seruan semacam surat pastoral terhadap Gereja-Gereja menghadapi tahun politik. Itu selalu dibacakan dalam setiap ibadah-ibadah supaya betul-betul jadi pengetahuan yang baik untuk warga Gereja," ujarnya.

3. Minta Jemaat Jauhi Politik Praktis

Yohanis Metris juga mengimbau jemaat menjauhi politik praktis. Untuk itu, jemaat diminta memilih pemimpin menggunakan hati nurani.

"Kami mengimbau warga Gereja untuk menggunakan hati nurani (dalam memilih pemimpin)," katanya.

Yohanis Metris menyampaikan agar jemaat memahami dan memperhatikan dengan baik tiap calon pemimpin. Menurut dia, hal penting selanjutnya sebelum menentukan pilihan ialah berdoa kepada Tuhan.

"Tidak kalah pentingnya, berdoalah. Itu tugas kita, Al-Kitab juga menyampaikan bahwa 'usahakanlah kesejahteraan bangsa di mana engkau berada, berdoalah untuk itu'. Jadi, kita harus betul-betul sebelum kita menetapkan pilihan itu, kita harus meminta petunjuk Tuhan, dan doa lah," ujarnya.

"Tuhan pasti menunjukkan kepada kita yang terbaik dari yang baik," lanjutnya.

4. Ingatkan Jemaat Jauhi Politik Uang

Yohanis Metris juga mengingatkan para jemaat untuk tidak terlibat dalam politik uang. Menurutnya, suara jemaat merupakan suara Tuhan.

"Suara kita itu adalah suara Tuhan, karena itu tidak boleh main-main dengan suara kita itu karena suara kita itu menentukan bahwa inilah suara Tuhan yang kita suarakan," ujarnya.

"Suara Tuhan tidak boleh digantikan dengan suara uang," tegasnya.

Dia juga menuturkan bahwa politik uang dapat merusak dan membuat Pilkada berjalan tidak baik. Selain itu, kata dia, ada banyak referensi di Al-Kitab yang menekankan untuk tidak terlibat dalam politik uang.

"Salah satu firman Tuhan, 'Janganlah engkau menerima suap itu' dan 'Akar segala kejahatan adalah uang'. Sudah jelas Al-Kitab menekankan kepada kita bagaimana seseorang yang cinta terhadap uang, yang menerima suap itu adalah sebuah larangan dalam firman Tuhan," tandasnya




(hmw/hmw)

Hide Ads