Istri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Iriana Jokowi mengajak ibu-ibu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengelola komoditas hortikultura skala rumah tangga melalui program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Menurutnya, selain dapat menekan pengeluaran rumah tangga juga berpotensi menambah pendapatan keluarga.
Pantauan detikSulsel di AAS Building, Jalan Urip Sumoharjo, Kamis (22/8/2024), yang jadi lokasi sosialisasi Pengelolaan Komoditas Hortikultura Skala Rumah Tangga, Iriana tiba sekitar pukul 13.30 Wita. Iriana datang bersama istri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Wury Estu Handayani, bersama tim Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM).
"Tanam apa aja?" tanya Iriana kepada peserta sosialisasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayuran," jawab beberapa peserta.
"Hasilnya? Dijual apa dimakan sendiri? Kirim, Bu, ke Jakarta!" kata Iriana lagi.
"Siap!" seru peserta.
"Benar, Bu?" timpal Iriana.
"Insyaallah," jawab peserta lagi.
Iriana pada kesempatan ini terlibat tanya-jawab dengan para peserta yang terdiri dari ibu-ibu pengurus TP PKK Sulsel dan kabupaten/kota se-Sulsel, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, hingga kelompok wanita tani.
Tak hanya itu, Iriana membagikan hadiah untuk para peserta yang bisa menjawab pertanyaan. Ada beberapa hadiah telah disiapkan, di antaranya sepeda, televisi, mesin cuci, hingga penanak nasi.
Iriana dan rombongan kemudian meninjau produksi kerajinan emas khas daerah serta mengunjungi booth Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulsel yang memamerkan produk-produk unggulan daerah.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong program P2L di Sulsel untuk mewujudkan swasembada pangan. Kementerian Pertanian (Kementan) juga akan menambah bantuan benih ke tiap daerah.
"Program ini, Pekarangan Pangan Lestari, ini kita harus jalankan seluruh Indonesia," ujar Amran kepada wartawan usai pembukaan bimbingan teknis Pengelolaan Komoditas Hortikultura Skala Rumah Tangga di AAS Building, Makassar, Kamis (22/8).
Menurutnya, program P2L akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional. Hitung-hitungan Amran, tiap rumah tangga paling tidak mesti mengeluarkan Rp 2 juta untuk kebutuhan dapur. Jika dikalikan penduduk Indonesia, kata dia, maka jumlahnya akan mencapai triliunan rupiah.
"Katakanlah belanja satu rumah tangga Rp 2 juta per bulan, beli cabai, beli timun, dan seterusnya. Itu artinya dari 280 juta penduduk dibagi empat itu 70 juta, 70 juta kali Rp 2 juta itu Rp 1.400 triliun, setengah dari APBN. Kalau hanya separuh itu Rp 700 triliun," bebernya.
(ata/hsr)