ARA Sebut Ada Bandit Rekomendasi di Demokrat, Sindir Appi-Aliyah di Makassar

ARA Sebut Ada Bandit Rekomendasi di Demokrat, Sindir Appi-Aliyah di Makassar

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Sabtu, 10 Agu 2024 18:06 WIB
Ketua Banggar DPRD Makassar Ketua Banggar Adi Rasyid Ali
Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA). Foto: dok. Istimewa
Makassar -

Ketua DPC Partai Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) menyebut ada kejanggalan di internal Demokrat terkait penerbitan rekomendasi bakal calon kepala daerah, khususnya Pilwalkot Makassar 2024, Sulawesi Selatan (Sulsel). Menurutnya, ada oknum yang bermain atau bandit di tingkat DPC, DPD, maupun DPP Demokrat.

"Narasinya seperti itu. Begini, saya ini kader Demokrat yang berdarah dan bernanah sejak 2002. Saya hanya melihat ada mekanisme yang janggal. Saya sebagai kader yang maju sebagai bakal calon kepala daerah melewati semua mekanisme," ujar ARA kepada detikSulsel, Jumat (10/8/2024).

ARA lantas menyentil Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin (Appi) dan Anggota DPR RI Fraksi Demokrat Aliyah Mustika Ilham yang sebelumnya dikabarkan akan menerima rekomendasi Demokrat di Pilwalkot Makassar. Padahal, kata dia, Aliyah tidak mengikuti mekanisme penjaringan bakal calon kepala daerah di Demokrat sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Posisi Bu Aliyah ini tidak melewati mekanisme. Pendaftaran tidak, disuruh mendaftar tidak mau. Katanya Anggota DPR RI untuk apa mendaftar? Loh, harusnya mendaftar, dong," katanya.

"Terus rekomendasi yang mau dikasih Munafri. Yang dapat surat tugas dari Demokrat saya. Kok, rekomendasinya dikasih Munafri?" ketusnya.

ADVERTISEMENT

ARA mengungkapkan untuk meyakinkan Demokrat, dirinya berangkat ke Jakarta bersama Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid sebagai bakal calon tandemnya di Pilwalkot Makassar. Namun, kata dia, ada oknum yang seolah menghalangi langkahnya.

"Saya, kan, bawa pasangan. Ada pasangan wakil wali kota saya dibawa ke Jakarta. Tapi, tidak ada, maksudnya agak tertutup. Saya hubungi Satgas Pilkada itu teleponnya tidak diangkat," ucapnya.

Wakil Ketua DPRD Makassar ini menyebut ada oknum bermain yang sengaja tidak memberikan ruang kepadanya untuk maju bertarung di Pilwalkot Makassar. Menurutnya, oknum itu bisa saja ada di tingkat DPC, DPD, maupun DPP Demokrat.

"Saya hanya, ya, ini harus ada keterbukaan, diberi ruang. Kita ini Ketua Demokrat, ketua partai. Jangan sampai ada oknum-oknum di bawah terkait Satgas Pilkada yang main. Tidak memberi ruang. Kita ini kader, loh. Bandit itu oknum. Di DPD juga ada, DPC ada. Bandit itu kadang-kadang kerja sama," bebernya.

Menurutnya, hal ini mesti menjadi perhatian untuk tetap menjaga muruah Demokrat. ARA juga mengaku blak-blakan berbicara demi nama baik partai, khususnya Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya minta ini harus diatensi, dirapikan, diterbitkan orang-orang begini. Ya, (elite di atas) tidak mungkin tahu sampai ke bawah, kan, ini barang. Kadang-kadang Pak SBY sudah bagus memberi arahan, Pak Ketum sudah bagus memberi arahan, tapi kadang-kadang di bawah bisa lain begitu," tuturnya.

"Saya harus ngomong begini di saat orang banyak yang tidak berani ngomong. Tugas saya memang menyampaikan, mengingatkan. Saya hanya ini menjaga nama baik Ketua Majelis Tinggi Demokrat SBY, Ketua Umum AHY. Jaga nama baik Demokrat," lanjutnya.

ARA menyampaikan bahwa dirinya akan terus berjuang walaupun pada akhirnya Demokrat tidak memberikan rekomendasi untuknya di Pilwalkot Makassar.

"Kalau Ketum sudah memerintahkan (memberikan rekomendasi kepada figur lain), tentu pasti ada alasan. Saya ini orang yang biasa dalam pertarungan. Saya akan berjuang terus sampai saya mendapat alasan yang jelas. Sampai sekarang ini alasannya enggak jelas. Saya akan maju terus, soal kalah atau menang itu soal lain," tegasnya.

Diketahui, Demokrat sempat menjadwalkan akan memberikan rekomendasi kepada Appi-Aliyah untuk Pilwalkot Makassar 2024. Namun belakangan pemberian rekomendasi ditunda dan akan dijadwalkan kembali.

"Iya penyerahannya ditunda dan akan dijadwalkan kembali," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Andi Nurpati dalam keterangan tertulisnya dikutip, Jumat (9/8).

Nurpati mengakui penyerahan rekomendasi kepada Appi-Aliyah harusnya dilakukan pada Kamis (8/8). Momennya diagendakan bersamaan dengan penyerahan rekomendasi kepada 6 calon kepala daerah (cakada) di Sulsel.

"Info yang saya tahu ditunda karena bu Aliyah sedang di luar negeri atau tidak bisa hadir. Saya belum tahu kalau ada hal-hal atau pertimbangan lainnya," ujarnya.




(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads