Peluang 4 Poros di Pilwalkot Makassar Dinilai Tipis, PAN-Demokrat Jadi Kunci

Peluang 4 Poros di Pilwalkot Makassar Dinilai Tipis, PAN-Demokrat Jadi Kunci

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Senin, 05 Agu 2024 19:05 WIB
Direktur Lembaga Riset Nurani Strategic Nurmal Idrus.
Foto: Direktur Lembaga Riset Nurani Strategic Nurmal Idrus. (dok. istimewa)
Makassar -

Pakar politik yang juga Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menilai peluang kehadiran 4 pasangan calon (paslon) pada Pilwalkot Makassar 2024, Sulawesi Selatan (Sulsel), terbuka meski tipis. Menurutnya, koalisi yang terbentuk akan menjadi faktor penentu.

"Kalau dilihat dari komposisi perolehan kursi di Pemilu 2024, kan, bisa saja. Artinya cukup, ya. Akan tetapi, kita tentu memperhitungkan juga terkait dengan bangunan koalisi yang akan dibangun, terutama Koalisi Indonesia Maju (KIM)," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Senin (5/8/2024).

Mantan Ketua KPU Makassar ini menyebut komposisi partai pendukung pada Pilwalkot Makassar akan kurang lebih sama saat Pemilu 2024 lalu. Kendati demikian, kata dia, hal itu tergantung situasi politik ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya pikir bangunan koalisi yang akan terjadi di Makassar, ya, tentu tidak jauh bedalah dengan Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo (Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilu 2024). Kita bisa melihat perkembangan ke depan," katanya.

Nurmal mengaku mencermati paslon yang mencuat akhir-akhir ini, yakni Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (ASA-Rezki), Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara, Munafri Arifuddin (Appi)-Aliyah Mustika Ilham, serta Adi Rasyid Ali (ARA)-Amri Arsyid. Menurutnya, dari 4 paslon, 2 di antaranya sudah hampir pasti bertarung pada Pilwalkot Makassar.

ADVERTISEMENT

"Kalau menurut saya yang sekarang sudah pasti maju, ya, Seto-Rezki karena NasDem-Gerindra hampir pasti sudah dapat. Itu cukup. Kedua, Indira-Ilham berada di posisi peluang kedua, menurut saya. Itu (dukungan partainya) juga sudah bisa menggenapkan. Walaupun rekomendasinya belum, ya. Tetapi, kemungkinannya 90 persen sudah masuk," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menilai akan ada tarik-menarik antara Appi-Aliyah dengan ARA-Amri Arsyid. Menurutnya, perebutan dukungan di internal Demokrat antara dua kader partai, Aliyah dan ARA, akan menjadi penentu siapa yang kemudian maju berkontestasi pada Pilwalkot Makassar.

"Yang jadi problem ini adalah tarikan antara Munafri dan ARA. Tentu kalau ARA ngotot, ya, agak sulit bagi Munafri. Kan, dia (Munafri) berharap 3 (kursi) terakhir itu dari Demokrat. Sekarang, kan, dia sudah mengendalikan 7 (kursi), dari Golkar (6 kursi) dan Perindo (1 kursi). Nah, sekarang, kan, kekurangannya 3. Tiganya ini hanya berharap dari ... yang tersisa ini tinggal Demokrat," terangnya.

Nurmal menerangkan jika tidak ada kejadian luar biasa terkait komposisi dukungan partai saat ini, maka kemungkinan 3 paslon akan bertarung pada Pilwalkot Makassar. Satu di antara Appi-Aliyah atau ARA-Amri Arsyid, kata dia, harus rela mundur dari bursa persaingan.

"Kalau kemudian tidak ada (partai) yang pindah, misalnya tidak ada yang menyeberang, maka kemungkinan hanya 3 paslon. Ada salah satu yang harus tidak maju, antara Appi dan ARA. Jadi, sekarang ini posisi dua sudah pasti, dua yang menurut saya masih tarik ulur, ya," ungkapnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Lain halnya, kata Nurmal, andai nantinya PAN yang punya 3 kursi di legislatif bergabung ke Appi-Aliyah. Jika itu terjadi, kata dia, dan Demokrat kemudian berada di kubu ARA-Amri Arsyid, maka 4 paslon bisa terjadi.

"Jadi, Pak Appi ini antara Demokrat dan PAN. Cuma, kan, persoalannya PAN dan Demokrat ini sudah ada yang mengklaim. PAN itu diklaim Seto-Rezki, kemudian ada ARA juga di situ. Menurut saya peluang untuk 4 (paslon) masih terbuka, tapi sangat kecil kemungkinannya. Empat bisa kalau kemudian PAN menyeberang ke ARA atau ke Appi. Kalau PAN tetap di kubu KIM, maka menurut saya sulit tercipta empat pasangan calon," bebernya.

Nurmal kemudian menyoroti langkah Demokrat yang juga bisa jadi penentu komposisi paslon. Meski begitu, kata dia, berkaca pada situasi saat ini, partai berlambang bintang mercy itu akan lebih condong ke Appi-Aliyah. Menurutnya, ada beberapa variabel melandasi hal itu.

"Sangat tergantung Demokrat. Ke mana Demokrat ... sebenarnya yang paling mungkin menurut saya Demokrat ke Appi-Aliyah, ya. Pertama, peluang menang ada. Kedua, kadernya ada di sana. Ketiga, kalaupun Demokrat tetap di ARA itu, kan, masih kurang 2 kursi. (ARA-Amri Arsyid sementara bermodal) PKS 5 (kursi) dan Demokrat 3, jadi masih kurang 2. Dan itu hanya bisa berharap dari Hanura," tuturnya.

"Kalau Appi sebenarnya masih punya opsi antara PAN dan Demokrat. Kalau ARA-Amri ini tinggal berharap ke Hanura. Jadi, peluang sebenarnya lebih banyak ke Appi-Aliyah," tambahnya.

Namun demikian, Nurmal menekankan dinamika Pilwalkot Makassar akan mengikuti konstelasi politik yang terjadi di tingkat nasional atau pusat. Arah dukungan Demokrat, kata dia, pada akhirnya akan terungkap jelas.

"Tapi, kan, konstelasi Jakarta ini sulit sekali diprediksi. Kita tahu ARA juga Ketua Demokrat di Makassar. Saya pikir peluangnya hampir sama, fifty-fifty. Kita tinggal tunggu dalam beberapa hari ke depan bagaimana sebenarnya bangunannya," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(ata/ata)

Hide Ads