Pendaftaran mitra ojek online (ojol) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sempat diwarnai kericuhan akibat pendaftar membludak. Manajemen perusahaan menjelaskan kericuhan terjadi karena adanya kesalahpahaman dan malfungsi sistem pendaftaran.
"Dapat kami sampaikan bahwa peristiwa yang terjadi di kantor Grab Makassar adalah sebuah kesalahpahaman dan malfungsi sementara dari sistem pendaftaran," ujar Director of East Indonesia Halim Wijaya kepada detikSulsel, Sabtu (3/8/2024).
Kericuhan pendaftaran mitra ojol itu terjadi di kantor Grab Makassar di Mal GTC, Jalan Metro Tanjung Bunga, Makassar, Jumat (2/8). Menurut Halim, pihaknya sejak awal telah menginformasikan dengan jelas dan transparan di seluruh materi komunikasi bahwa jumlah kuota pendaftaran adalah 50 orang per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pendaftaran tatap muka, kata dia, untuk memperketat verifikasi data dan memastikan keabsahan seluruh dokumen dari tiap pendaftar sesuai kendaraan dan data yang ada di pusat data pemerintah.
"Penumpukan antrean disebabkan melonjaknya jumlah pendaftar hingga dua kali lipat dibanding hari-hari sebelumnya. Selain itu, barcode yang digunakan untuk verifikasi pendaftaran tidak dapat digunakan sementara yang menyebabkan penumpukan antrean," katanya.
Lebih lanjut, Halim menuturkan peristiwa kericuhan mulai terjadi saat salah satu peserta tidak dilanjutkan proses pendaftarannya. Sebab, kata dia, terdapat ketidaksesuaian data antara nama yang tertera di formulir dan kartu identitas sehingga pendaftarannya ditolak.
"Namun, masalah ini telah diselesaikan dan operasi kembali normal. Kami berterima kasih atas antusiasme tinggi dari calon pendaftar. Grab melayani setiap pendaftar sesuai dengan prosedur pendaftaran yang ada," ungkapnya.
Sementara, dalam video beredar tampak massa yang membeludak terlibat adu mulut dan saling dorong. Mereka memprotes terkait mekanisme pendaftaran.
(asm/ata)