Heboh di media sosial Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), disebut terafiliasi dengan zionis Israel. UMI membantah tudingan tersebut dan menegaskan tetap konsisten dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Dugaan UMI terafiliasi Israel itu disampaikan Ustaz Fahmi Salim (UFS) melalui akun X pribadinya @fahmisalim2 pada Minggu (21/7). Dalam unggahannya, UFS menyebut bahwa sejumlah lembaga, kampus, dan ormas termasuk dalam jaringan agen zionis melalui Institute Leimena dan American Jewish Commite (AJC) Amerika Serikat.
"Saya sangat menyesalkan fakta jaringan yang digarap agen zionis AJC Ari Gordon ini juga menyasar banyak lembaga, kampus dan ormas Islam tak terkecuali Muhammadiyah, Al-Khairaat dan UMI Makassar. Bersyukurlah jaringan ini terbongkar dg kepergian 5 anak muda ke Israhel," tulis UFS dalam unggahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait itu, Wakil Rektor IV UMI Ishaq Samad mengatakan UMI terus konsisten berdiri bersama Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan. Aneksasi dan okupasi yang terus dilakukan oleh Israel di Tepi Barat dan Gaza adalah sebuah tindakan pelanggaran perikemanusiaan.
"Konsistensi UMI berdiri bersama Palestina dibuktikan dengan solidaritas UMI terhadap Palsetina dari berbagai bentuk misalnya memberikan bantuan kemanusiaan senilai dua miliar rupiah pada 9 November 2023 lalu yang diterima langsung oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr. Zuhair," ujar Ishaq dalam keterangannya, Selasa (23/7).
Selain donasi tersebut, kata dia, UMI juga aktif mengkampanyekan solidaritas terhadap Palestina di berbagai event internal maupun eksternal seperti saat Jalan Santai Milad ke-70 UMI yang menampilkan atribut dukungan terhadap Palestina. Dukungan ini juga disebut muncul di seminar internasional di PPS UMI beberapa waktu lalu.
"Di tingkatan fakultas, UMI juga terus membangun solidaritas seperti Fakultas Kedokteran UMI yang sampai saat ini masih menggalang dana untuk Palestina dan membuat petisi solidaritas untuk Palestina," bebernya.
Pada kegiatan eksternal, lanjutnya, UMI juga tampil dengan membawa isu perdamaian untuk Palestina. Menurutnya ini terlihat saat pimpinan UMI mengikuti Semiloka Moderasi beragama dan Penandatanganan MoU yang digelar oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di Jakarta 17-19 Juli 2024.
"Sederet aksi solidaritas di atas membuktikan bahwa UMI merupakan perguruan tinggi yang terus konsisten berdiri bersama negara yang telah diakui Kemerdekaannya sejak 1922 berdasar Nota Transyordania dan Persetujuan batas oleh negara penjajah Prancis dan Britania," ungkapnya.
Dengan demikian, Ishaq menyampaikan hal ini menjadi bantahan perihal kerja sama UMI dengan Leimena Institut yang dituduh ingin membentuk opini positif terhadap Israel. Dia menegaskan UMI dalam berbagai keterangan menegaskan bahwa, bermitra dengan Leimena Institute hanya pada persoalan membangun pemahaman lintas budaya.
"Sebagai perguruan tinggi yang bercirikan lembaga Pendidikan dan dakwah, UMI tentunya memegang semangat Islam Wasathiyah yang mengandung makna memegang teguh akidah dan senantiasa menghargai perbedaan atau toleransi dalam konteks membangun Bangsa Indonesia," terang Ishaq.
Dia menegaskan UMI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah konsisten mendukung, berjuang, dan mendoakan kemerdekaan Palestina. Dia menyebut Yayasan Wakaf UMI telah mencanangkan untuk menerima mahasiswa baru dari warga Palestina dengan beasiswa penuh dari YW UMI.
"Terkait adanya pemberitaan akhir-akhir ini yang salah satunya menyebutkan Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dikait-kaitkan dengan lembaga yang bekerja sama dengan Institut Leimena yang dianggap pro Israel, adalah tidak benar," tegasnya.
(asm/hmw)