Danny Bocorkan Survei Makassar Kota Bahagia Dunia, Warga Merasa Aman-Nyaman

Danny Bocorkan Survei Makassar Kota Bahagia Dunia, Warga Merasa Aman-Nyaman

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Rabu, 19 Jun 2024 19:41 WIB
Wali Kota Makassar Danny Pomanto menerima penghargaan Kota Makassar sebagai juara 1 SPM Awards dari Kemendagri.
Foto: Wali Kota Makassar Danny Pomanto menerima penghargaan Kota Makassar sebagai juara 1 SPM Awards dari Kemendagri. (dok. Humas Pemkot Makassar)
Makassar -

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto turut senang Makassar masuk ke dalam daftar kota bahagia di dunia berdasarkan laporan Happy City Index. Danny pun mengungkap rahasia di balik raihan itu.

Danny awalnya berbicara soal Makassar sebenarnya sudah tiga kali meraih keberhasilan serupa. Selain masuk daftar kota bahagia, Makassar juga masuk dalam daftar Smart City Index dan Best City Index.

"Nah ada 3 indeks yang memperlihatkan bahwa Makassar itu sudah masuk kota dunia," ujar Danny Pomanto saat berbincang dengan detikSulsel, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam konteks Smart City Index misalnya, Danny menyinggung posisi Makassar yang masuk dalam tiga besar kota pintar di Indonesia. Makassar hanya kalah dari Jakarta dan Surabaya, serta unggul dari sejumlah kota di negara Asia Tenggara.

"(Makassar) Lebih bagus dari Vientiane (Laos) lebih bagus dari Dafao City (Filipina)," sambung Danny.

ADVERTISEMENT

Danny selanjutnya menyinggung raihan terbaru Makassar yang masuk dalam daftar kota bahagia di dunia. Dalam penelitian tersebut, ada lima hal yang menjadi indikator penilaian, seperti warga kota, tata kelola pemerintahan, lingkungan, ekonomi dan mobilitas.

Dalam survei tersebut, Makassar meraih nilai cukup tinggi yakni 322,9 untuk ekonomi dan 244,3 untuk mobilitas. Menurut Danny, data tersebut sudah valid.

"Nah mobilitas itu kan perpindahan masyarakat. Itu kan dia hitung pakai google itu. Itu nda bisa macam-macam (direkayasa) karena gerakan dan kelancaran kendaraan itu dihitung google," katanya.

Sementara soal ekonomi, Danny menyinggung pertumbuhan ekonomi Makassar pada 2023 lalu memang tinggi. Angka itu berbanding terbalik dengan inflasi Makassar yang rendah.

"Ekonomi memang kita kan 5,31%, kemudian inflasi rate-nya juga 2,23 %. Kan ekonomi itu dilihat dari 2 hal itu di atasnya ada ekonomi growth yang tinggi ada inflation rate yang rendah antara itu bagus sekali rasionya," kata Danny.

Selain ekonomi dan mobilitas, pemerintahan juga menjadi salah satu indikator penilaian dalam mengukur Happy City Index. Makassar sendiri meraih nilai 225,8.

"Berikutnya terkait government saya kira banyak indeks-indeks government kita cukup bagus baik internasional maupun nasional," katanya.

Survei Internal Pemkot Makassar

Menurutnya Danny, pihaknya juga rutin melakukan survei internal soal tingkat kebahagiaan warga Makassar. Hasilnya, mayoritas masyarakat Makassar merasa nyaman tinggal di Kota Daeng.

"Mereka (warga Makassar ditanya) bilang kalau nyaman (tinggal) di Makassar tinggal? oh, (dijawab) nyaman sekali. 82,09% menyatakan dia senang tinggal di Makassar," kata Danny.

Menurut Danny, survei internal itu dilakukan setiap 6 bulan pada 2023. Dia mengatakan sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat Makassar mendapatkan penanganan yang baik.

"Jadi waktu pertanyaannya mengatakan apa kesulitan 2023. Pertama mati lampu PLN, kedua adalah kekurangan air, anehnya yang menariknya adalah ini ditangani dengan sangat baik ditanya dia bagaimana kenyamanan mu tinggal di Makassar? Oh nyaman sekali dan aman sekali, nah 82,09% mengatakan seperti itu," kata Danny.

"Ditanya lagi bahwa bagaimana soal Kesehatan di Makassar? Semua bilang bahwa tidak ada masalah jadi kesehatan bukan jadi masalah berarti tingkat kepuasannya besar itu tidak cukup 20%. Nah bagaimana sistem keamanan di Makassar? Tidak ada masalah. Bagaimana sistem pendidikan di Makassar? tidak ada masalah," imbuhnya.

Padahal, kata Danny, survei sebelumnya menunjukkan masalah keamanan, pendidikan dan kesehatan menjadi 3 masalah utama di Makassar. Namun kini kondisi telah berubah dan dia berharap hal ini bisa berlanjut.

"Indeks-indeks seperti inilah harus diperhatikan karena indeks ini dibangun bukan tiba-tiba disulap bangun begitu tapi ini dibangun secara tersistem kemudian dibangun secara serentak karena itu harus ada pemerataan dan dibangun dalam sustainability yang baik," pungkasnya.




(hmw/nvl)

Hide Ads