Warga Keluhkan Proyek Jalan Tanpa Drainase di Makassar, Potensi Picu Banjir

Warga Keluhkan Proyek Jalan Tanpa Drainase di Makassar, Potensi Picu Banjir

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Jumat, 03 Mei 2024 18:31 WIB
Warga di Kecamatan Tamalate, Makassar, mengeluhkan pembangunan jalan tanpa perbaikan drainase.
Foto: Warga di Kecamatan Tamalate, Makassar, mengeluhkan pembangunan jalan tanpa perbaikan drainase. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)
Makassar -

Warga di Jalan Dg Tata Lama, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeluhkan perbaikan jalan yang tidak diiringi pembangunan drainase di permukiman. Kondisi ini dikhawatirkan memicu banjir lantaran tidak ada saluran air yang representatif.

Pantauan detikSulsel di lokasi, Jumat (3/5/2024) rumah warga yang sering terendam banjir itu terletak di Jalan Dg Tata Lama lorong II, Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate. Jalan di lorong tersebut terlihat telah dipasangi paving blok.

Tampak proses pemasangan paving blok di lorong tersebut sudah hampir selesai. Saat dikunjungi, cor di depan mulut lorong pun masih terlihat basah dan belum kering betul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, saluran got yang berada di samping jalan paving blok itu terlihat penuh dengan genangan air. Kedalaman got tersebut diperkirakan mencapai 10-15 cm.

Warga di Kecamatan Tamalate, Makassar, mengeluhkan pembangunan jalan tanpa perbaikan drainase.Foto: Drainase yang sempat dikeruk saat perbaikan jalan namun mandek dirampungkan. (Ahmad Nurfajri/detikSulsel) (Ahmad Nurfajri/detikSulsel)

Warga setempat bernama St Annisa Buchari (44) mengaku rumahnya beserta rumah yang berada di dalam lorong tersebut kerap banjir saat hujan turun. Dia menyebut, banjir itu disebabkan oleh penuhnya air di dalam got lalu merembes ke dalam rumah.

ADVERTISEMENT

"Kita nda butuh ini jalanan bagus. Jalanan ini sebetulnya nda ada ji kerusakan. Yang kami butuhkan adalah perbaikan got. Karena setiap tahun banjir terus," kata Annisa kepada detikSulsel di lokasi.

Annisa mengatakan dirinya dan tetangganya sempat menolak pengerjaan jalan tersebut. Dia meminta, agar perbaikan saluran got diprioritaskan ketimbang perbaikan jalanan.

"Sempat kami menolak. Kami menolak, karena hal yang paling penting itu perbaiki dulu got. Kalau got kita perbaiki, silakan perbaiki jalan. Tapi faktanya, jalanan dulu baru got," bebernya.

Dia menyebut, dirinya dan keluarganya harus mengungsi kala hujan turun. Pasalnya, air hujan tidak dapat ditampung oleh got yang sudah tergenang air terlebih dahulu lalu merembes ke dalam rumahnya.

"Pas habis lebaran mungkin. Saya harus mengungsi, karena hujan sedikit saja langsung banjir. Biar sedikit sekali hujan. Karena kita lihat mi ini air di got nda mengalir," tuturnya.

Annisa juga mengatakan, sebelum jalanan di depan rumahnya ditinggikan, banjir masih dapat diatasi. Kini, banjir di rumahnya bisa setinggi betis orang dewasa saat dilanda hujan.

"Jadi saya keluhanku, kalau kita kasih naik ini jalanan, tadinya ini air masih ditampung ji di jalan. Kalau penuh, baru masuk air ke dalam rumah. Sekarang, begitu naik ini jalanan begitu ada hujan, langsung masuk di rumah," jelasnya.

"Saya setiap hujan mengungsi. Gara-gara air di dalam rumah sampai di betis tingginya. Sekarang, kalau lebih tinggi jalanan daripada got, ada hujan langsung masuk air," lanjut Annisa.

Dia melanjutkan, alat berat sempat diturunkan untuk mengerjakan drainase. Jarak pengerjaan drainase tersebut dari lorong rumah Annisa sekitar 20-30 meter.

"Sekitar 4 hari yang lalu. Kita warga maunya ini (drainase) dikerja sampai ujung jalan. Harus tuntas. Karena lihat meki sendiri, jalan (mengalir) kah airnya?" cetusnya.

Sementara itu, warga lainnya bernama Muh Ichsan Wahid (59) mengeluhkan hal yang sama. Ichsan bahkan mengaku harus mengungsi ke rumah keluarganya yang lain sejak Desember 2023 lalu.

"Keluhannya sama karena banjir. Saya mengungsi ke rumahnya anakku sejak 5 Desember 2023," kata Ichsan terpisah.

Ichsan baru datang kembali ke rumahnya dari beberapa hari yang lalu. Pasalnya, sejak ditinggalkan, rumahnya masih tergenang air.

"Baru 2 hari lalu saya datang kembali. Karena masih tergenang. Coba meki lihat itu teras ku, masih ada air tergenang di situ," pungkasnya.




(sar/hsr)

Hide Ads