Universitas Fajar (Unifa) Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku sempat mengirim mahasiswanya untuk mengikuti program magang ferienjob ke Jerman. Namun Unifa menyebut mahasiswa yang mengikuti ferienjob tidak mendapatkan perlakuan atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO) seperti yang heboh belakangan ini.
"Tahun lalu mahasiswa Komunikasi itu berangkat. April 2023 kayaknya. Tidak ada (masalah) selama 1 semester di sana," kata Deputi Bidang Kemahasiswaan Unifa Muh Bisyri kepada detikSulsel, Jumat (29/3/2024).
Bisyri menuturkan, mahasiswa Unifa mengetahui program magang tersebut lantaran pihak ferienjob sempat melakukan sosialisasi di Unifa. Sehingga, dari sosialisasi itu, seorang mahasiswa Unifa mendaftarkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (pihak ferienjob) ini menyurat, menyurat ke Unifa untuk sosialisasi. Kita terima dan fasilitasi sosialisasi ke mahasiswa. Nah, hasil sosialisasi itu ada yang berminat daftar," tuturnya.
Belakangan mahasiswa tersebut dinyatakan lolos sehingga akhirnya berangkat ke Jerman. Kata dia, keberangkatan mahasiswa Unifa ke Jerman itu bahkan diapresiasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti).
"Pendaftarnya itu juga mereka (ferienjob) yang seleksi. Yang lolos 1 orang. Kemudian, berangkatlah ini anak. Sebenarnya, kita itu didukung oleh LLDikti saat mengirim mahasiswa ke Jerman. Jadi, waktu itu (kita) diapresiasi oleh LLDikti," tambahnya.
Hanya saja, lanjutnya, Unifa belum sempat menjalin kerja sama dengan pihak ferienjob. Keikutsertaan mahasiswa dalam program tersebut diakuinya merupakan inisiatif mahasiswa melalui program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM).
"Kita tidak sempat Memorandum of Understanding (MOU). Jadi, langsung mahasiswa mendaftar sesuai mekanismenya (ferienjob). (Mahasiswa) mendaftar mandiri karena pemerintah mendorong PT untuk melaksanakan MBKM (yang) mandiri (itu). Jadi, kita akomodirkan itu MBKM, bentuknyamagang (yang mahasiswa lakukan di Jerman)," terangnya.
Bisyri menambahkan, setelah kasus TPPO ferienjob ke Jerman ini heboh, pihak kampus pun mengantisipasi kejadian itu terulang lagi. Unifa menahan program ferienjob lagi karena tidak diizinkan kementerian.
"Kita tahan (program ini) karena kalau jalur yang sama, kita tidak diizinkan karena sudah ada pernyataan dari kementerian. Cuman surat resmi kepada kampus (secara internal) ini yang belum ada dari kementerian," katanya.
Sementara itu, Rektor Unifa Muliyadi Hamid mengatakan program ferienjob sebenarnya baik. Hanya saja, dia menduga ada sejumlah agen yang nakal sehingga akhirnya mencoreng program tersebut.
"Terlalu di-blow up sekali saya lihat ini masalah. Padahal mungkin satu ji agen nakal yang menelantarkan mahasiswa dari satuataudua perguruan tinggi. Pak Kepala LLDikti kemarin bilang, di wilayah ini tidak ada yangbermasalah," ucap Muliyadi saat dikonfirmasi terpisah.
Di sisi lain, Muliyadi turut menanggapi diksi jika perguruan tinggi terlibat dalam TPPO program ferienjob. Dia menegaskan semestinya kampus turut menjadi korban jika memang benar terjadi TPPO.
"Trus yang keliru juga berita seolah-olah PT yang melakukan TPPO. Padahal justru PT yang korban," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Universitas Hasanuddin (Unhas) juga sempat mengirimkan mahasiswa ke Jerman pada 2022 lalu. Namun, Unhas menyatakan tidak ada kerja sama terkait program ferienjob tersebut.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas Prof Muhammad Ruslin mengatakan, saat mahasiswa tersebut di Jerman, tidak terjadi masalah apa pun. Para mahasiswa juga tidak mengalami hal-hal yang merugikan seperti TPPO.
"Dan ini anak-anak di sana satu bulan dan tidak ada masalah. Dia bilang kami happy. Dan dibayar per jam dan tidak ada potongan yang berlebihan. Bulan Oktober (berangkat) baliknya November," ungkap Ruslin kepada detikSulsel, Jumat (29/3).
(asm/ata)