.webp)
Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengusung Gerakan Berbagi Bahagia selama Ramadan 1445 Hijriah. Program ini diharapkan bisa membantu permasalahan sosial yang dialami masyarakat.
Rencana itu disampaikan Bahtiar saat sambutan sebelum salat tarawih di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Selasa (12/3). Bahtiar menekankan agar masjid turut terlibat dalam gerakan sosial tersebut.
"Bulan ini kami bersama bupati dan wali kota membuat gerakan sederhana, gerakan sosial yang kami sebut Sulawesi Selatan Ramadan 1445 Hijriah Berbagi Bahagia," kata Bahtiar dalam keterangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahtiar menekankan Ramadan harus menjadi momentum untuk berbagai dengan masyarakat. Dia mengajak untuk membantu warga miskin yang membutuhkan.
"Oleh karenanya ketimpangan sosial ini mestinya bisa diatasi apabila terbangun kultur terbiasa berbagi," ujarnya.
Bahtiar turut mendorong Gerakan Sedekah Pohon untuk memulihkan alam Sulsel. Program ini akan diluncurkan pada malam Nuzul Qur'an atau 17 Ramadan di Kabupaten Bone.
"Ini namanya sedekah pohon, karena kita lihat di banyak tempat, di Sinjai longsor, di Luwu ada juga banyak banjir. Kenapa, karena alam yang begitu indah ini di Sulsel sudah tidak ada pohonnya yang mengikat gunung dan batu-batu," tutur Bahtiar.
Menurut Bahtiar, ada 20.000 pohon yang rencananya akan dibagikan ke masyarakat. Gerakan Sedekah Pohon ini mendukung program ketahanan pangan yang ditargetkan ditanam 3 juta pohon sukun dan 2 juta pohon nangka tahun ini.
"Jika ini dilakukan maka Sulsel sebagai paru-paru alam dan sumber kehidupan masyarakat Sulsel hari ini dan ke depan," sebutnya.
Bahtiar turut mengapresiasi masyarakat Sulsel yang telah merawat kerukunan, keamanan dan ketentraman di Sulsel. Dia berharap masyarakat utamanya umat muslim bisa menjalankan bulan puasa dengan lancar.
Dia juga mendorong pengurus masjid khususnya Masjid Al-Markaz Al-Islami untuk memberikan dukungan kepada lingkungan sekitar. Bahtiar menilai resonansi masjid akan terbukti dengan karakter lingkungan masjid tersebut.
"Sejak awal dibangun masjid ini bukan hanya tempat beribadah, tetapi masjid itu menjadi pusat peradaban Islam dan gerakan sosial kemasyarakatan," pungkas Bahtiar.
(sar/asm)
