Wanita lansia bernama Sarianong di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) hidup dengan keterbatasan bersama anak dan cucunya. Wanita berusia 53 tahun itu tinggal di sebuah gubuk berukuran kecil di atas lahan milik orang lain.
Sarianong tinggal di gubuk tersebut bersama anak bungsunya bernama Rajab (16) dan cucunya yang baru berusia 1 tahun. Mereka tinggal di gubuk tersebut setelah sebelumnya diminta angkat kaki dari rumah sepupunya.
![]() |
"Itu sepupuku bilang mau datang keluarganya, jadi bilang sama anakku itu barang-barang angkat semua," ucap Sarianong saat ditemui detikSulsel di kediamannya, Rabu (28/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sarianong menceritakan rumah milik sepupunya yang ia tinggali bersama anak dan cucunya itu sudah tidak cukup untuk menampung mereka. Dia mengatakan ada keluarga lain dari sepupunya yang ingin menetap di rumah itu.
Tanpa berpikir panjang, Sarianong pun menuruti permintaan sepupunya itu. Sarianong bersama anak dan cucunya keluar dari rumah dan mencari tempat tinggal lain.
"Karena (alasannya) tidak cukup ini rumah, padahal luas itu rumah. Jadi pulang memulung begini dia (anaknya, Rajab) bilang, 'Ma disuruh omku atur semua barang ta, disuruh angkat,'" tutur Sarianong menirukan pesan yang disampaikan Rajab.
![]() |
Setelah itu, Sarianong mulai mengumpulkan barang-barang miliknya dan bersiap untuk meninggalkan rumah itu. Menurut Sarianong, mereka meninggalkan rumah dalam kondisi cuaca hujan.
"Jadi ku angkat itu hari barangku, hujan-hujan. Kualas daun pisang dan bambu 2 potong," sebutnya.
Usai meninggalkan rumah, mereka tidak tahu akan tinggal di mana. Akhirnya dalam perjalanan Sarianong memutuskan untuk berteduh di bawah sebuah pohon kersen yang tumbuh di atas sebidang tanah di tepi jalan. Sarianong sempat menangis saat berteduh di bawah pohon itu.
"Awalnya saya tidur di bawah pohon kersen, masih rindang ki belum dipotong. Di bawa di situ duduk, tiga dengan anakku yang kelas 2 SMP sama itu cucuku yang kecil yang perempuan," tuturnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Jadi ada itu yang punya tanah ini Pak Ogi, dia bilang kenapa Bu' menangis. Kubilang, tidak, Nak, mau ketemu yang punya tanah ini, mau minta tanahnya ini sedikit untuk kubanguni rumah gubuk untuk kutempati berteduh," kata Sarianong.
"Jadi dia bilang, 'saya yang punya Bu'. Kebetulan kalau begitu, Nak, bisa minta tolong sama kita, bukan dibilang mau menetap. Kalau kita bangun ini lokasi saya pindah," sambungnya.
Sarianong akhirnya diberikan izin oleh pemilik lahan untuk mendirikan gubuk di tanah tersebut. Sarianong membangun gubuk itu dibantu oleh beberapa warga yang tinggal di sekitar lokasi itu. Sarianong menempati sudah menempati gubuk itu sejak 3 pekan terakhir.
Sarianong bersama anak dan cucunya kemudian menjadikan gubuk yang dibangun oleh beberapa warga yang peduli kepadanya sebagai tempat untuk menatap hingga saat ini. Sementara itu, dia kembali meneruskan aktivitas sehari-harinya sebagai pemulung.
"Jadi pergi tomma ma begini (memulung) kerja setiap hari keluar cari beginian (botol plastik) di pinggir jalan yang penting halal ku makan," pungkasnya.
Simak Video "Video Pengakuan Pembakar Pos Polisi di Makassar: Nggak Tahu, Bodoh Saya"
[Gambas:Video 20detik]
(asm/hmw)