Penegasan Walkot Makassar Stadion di Sudiang Tak Langgar Kawasan Penerbangan

Penegasan Walkot Makassar Stadion di Sudiang Tak Langgar Kawasan Penerbangan

Ahmad Nurfajri Syahidallah - detikSulsel
Sabtu, 02 Mar 2024 09:30 WIB
Wali Kota Makassar Danny Pomanto.
Foto: Wali Kota Makassar Danny Pomanto. (detikSulsel)
Makassar -

Proyek pembangunan stadion di kawasan GOR Sudiang Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), sempat menarik perhatian publik. Pasalnya, stadion yang akan dibangun di daerah itu berada tak jauh dari lokasi Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menegaskan pembangunan stadion di kawasan GOR Sudiang tak melanggar standar Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Danny memastikan standar KKOP itu telah dicek kepada pihak otoritas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"Stadion saya bilang, kami sudah mencoba stadion utama Senayan kita masukkan ke stadion Sudiang itu bisa, dan tidak melanggar KKOP. Sudah dicek oleh Pangkoopsau di otoritas bandara," ujar Danny kepada wartawan, Jumat (1/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danny menegaskan jalur penerbangan pesawat sangat aman meski stadion di kawasan tersebut akan berdiri kokoh di atas lahan seluas 20 hektare. Apalagi, kata dia, area pembangunan proyek itu tidak bersinggungan dengan KKOP, baik dari sisi ruang dan ketinggiannya.

"Setelah kita lihat KKOP-nya, itu tidak bersinggungan dengan KKOP. Baik bersinggungan ruang dengan bersinggungan tinggi. Jadi relatif aman," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Dia juga menyebut jika letak lokasi stadion itu tidak masuk ke dalam kategori kerucut dalam yang diatur dalam KKOP. Danny menuturkan stadion tersebut akan dibangun di samping kerucut dalam yang dimaksud pada KKOP Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"KKOP itu namanya kerucut dalam. Kita tidak masuk kerucut dalam, di samping. Insyaallah itu teknis. Dan saya lihat, kalau di samping stadion sekarang yang kecil itu, itu tidak masuk kerucut dalam," ujar Danny, Senin (26/2).

Penegasan Pj Gubernur Sulsel Sudah Tinjau Lewat Udara

Senada, Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku jika dirinya telah meninjau lokasi itu dari atas udara bersama Danny beserta dua kepala daerah lainnya. Dia menilai kekhawatiran terhadap pembangunan stadion itu sebagai syak wasangka belaka.

"Saya juga sudah lihat dari jalur udara. Keliling seputar Makassar dari udara bersama Wali Kota Makassar, Bupati Maros, sama Wakil Bupati Gowa. Itu sudah kita cek semua," kata Bahtiar, Senin (26/2).

"Jadi saya pastikan lokasi itu tidak seperti yang dimaksud. Mungkin dia hanya memperkirakan, bukan melihat alam nyatanya. Saya kira, saya bisa challenge informasi itu. Sudiang itu insyaallah aman untuk pembangunan stadion," sambung Bahtiar.

Dia bahkan mengaku telah meninjau lokasi pembangunan stadion di kawasan tersebut sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan untuk memastikan lokasi stadion tersebut memang benar-benar aman dari jalur pesawat.

"Lokasi itu saya sendiri sudah 3 kali (meninjau). Saya beberapa kali olahraga di Sudiang, itu sekaligus saya tinjau stadion sampai ke pagar yang paling belakang. Saya sudah lihat berkali-kali jalurnya pesawat," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Dia mengungkapkan kesaksiannya itu untuk menepis dugaan jika stadion tersebut akan mengganggu jalur pesawat jika telah dibangun nantinya. Bahtiar memastikan lokasi proyek pembangunan stadion itu sangat jauh dari jalur pesawat yang dikhawatirkan oleh banyak pihak.

"Jadi kalau belum ke lapangannya, itu bicaranya bisa beda pandangannya. Saya sudah tiga kali. Sudah berdiri di tengah sawah di belakang itu yang dilewati pesawat. Jauh sekali dari jalur pesawat," pungkasnya.

Catatan Pakar Transportasi Udara Unhas

Pakar Transportasi Udara asal Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sakti Adji Adisasmita memberikan catatan terkait rencana pembangunan stadion di kawasan GOR Sudiang yang berdekatan dengan bandara. Sakti menilai proyek itu perlu disertai kajian akademik dengan mempertimbangkan standar KKOP.

"Sepanjang (KKOP) diikuti syarat-syaratnya oke-oke saja, karena misalnya runway itu, harus ada safety areanya, harus ada stopway-nya. Apakah nanti pengembangannya bagaimana, apakah sangat tidak mendekat ke stadion atau bagaimana," ujar Sakti, Kamis (29/2).

Sakti menjelaskan Bandara Sultan Hasanuddin dibangun dengan konsep airport city. Konsep bandara seperti itu memang dekat dengan kawasan komersil di sekitarnya.

"Airport city itu, bandar udaranya itu dikelilingi oleh kawasan-kawasan (seperti) ada kawasan perumahan, kawasan mal, industri, logistik, rekreasi. Nah itu konsep bandar udara masa kini, dan di Makassar inikan airport city-nya membutuhkan area yang cukup luas. Hampir sekitar 2.000 hektare mungkin," tuturnya.

Menurutnya, pembangunan stadion dengan konsep seperti itu bisa saja terjadi penambahan area landasan atau runway. Hal ini lah yang dikhawatirkan terjadi dan akhirnya bersinggungan dengan bandara.

"Nanti ada penambahan runway, itu kan butuh perluasan. Itu yang harus dilihat bagaimana perluasannya, bisa saja ada perpanjangan landasan," tuturnya.

"Bisa jadi (bersinggungan dengan area stadion). Kalau diperpanjang untuk mengantisipasi pesawat airbus 380. Misalnya terjadi accident, apakah tidak membahayakan," tambah Sakti.

Sakti pun menyarankan agar Pemprov Sulsel, Kementerian Perhubungan, serta PT Angkasa Pura untuk duduk bersama mendiskusikan hal tersebut. Utamanya keselamatan dan keamanan stadion di kawasan GOR Sudiang dari area KKOP Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"Nah itu, sinkronisasi dengan stakeholder yang harus dikoordinasikan. Karena mau dikembangkan bandara menjadi konsep airport city. Biasanya bandara mau memperluas, tapi tidak bisa lagi karena ada hambatan. Jadi susah untuk pembebasan lahan. Melihat mana kajiannya. Kalau kajiannya bilang memungkinkan, silakan. Tapi kalau belum, harus dikaji," terangnya.

Halaman 2 dari 2
(ata/ata)

Hide Ads