Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Lukman Irwan menilai 'Jokowi effect' berpengaruh besar terhadap minimnya suara Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Pilpres 2024. Menurutnya, pemilih PDIP dan Joko Widodo (Jokowi) di Sulsel pada Pilpres 2019 kini terbelah.
"Kita melihat ada pembelahan suara Pilpres di tingkat akar rumput PDIP," ujar Andi Lukman kepada detikSulsel, Minggu (25/2/2024).
Kelompok pemilih PDIP di Sulsel, kata Lukman, tak lain adalah mereka yang puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Itu terlihat saat Pemilu 2019 saat Jokowi berpasangan dengan Ma'ruf Amin dan meraih suara cukup signifikan di Sulsel meski kalah tipis dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya kalau kita melihat kelompok pemilih PDIP di Sulsel ini sesungguhnya adalah kelompok masyarakat yang dari sisi tingkat kepuasan terhadap Jokowi tinggi," katanya.
"Jadi kita membacanya, pemilih PDIP 2019 di Sulsel, Pak Jokowi hanya kalah sedikit, pemilih ini memang spektrumnya ada di Pak Jokowi," tambah Lukman.
Kata Lukman, sejumlah lembaga survei merilis kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Jokowi di atas 70%, termasuk di Sulsel. Artinya, pemilih-pemilih PDIP sebenarnya terafiliasi dengan pendukung Jokowi.
"Apalagi kalau kita lihat relawan jokowi di Musra (musyawarah rakyat) jelas akar rumput PDIP juga loyalis Jokowi. Kelompok yang selama ini menjadi basis PDIP lebih condong menempatkan pilihan politiknya ke paslon 02," katanya.
Sehingga, Lukman menyimpulkan bahwa pengaruh Jokowi atau "Jokowi effect" memberi pengaruh besar terhadap kemenangan sementara Prabowo-Gibran di Sulsel. Sebaliknya, 'Jokowi effect' juga menyebabkan redupnya suara Ganjar-Mahfud dan PDIP di Sulsel.
"Saya kira Jokowi effect yang sangat dominan membelah tingkat grass root PDIP di Sulsel," ujarnya.
"Akhirnya justru sebaliknya, PDIP kehilangan suara baik di tingkat Pileg maupun Pilpres. Jadi kita boleh katakan suara PDIP cukup banyak di Sulsel pada 2019 itu karena loyalis Jokowi," sambung Lukman.
Dia juga menilai bergesernya dukungan Jokowi dari Ganjar ke Prabowo memengaruhi kinerja pemenangan PDIP dan Ganjar-Mahfud. Termasuk para caleg PDIP tampak kewalahan melawan kekuatan Jokowi dan Prabowo yang menyatu.
"Memang sangat berat kerja caleg PDIP di tingkat bawah untuk menggempur kekuatan Jokowi effect yang bergabung bersama Prabowo, kemudian mereka harus bekerja juga untuk kepentingan pilegnya, jadi sangat berat memang," jelasnya.
Di sisi lain, kata Lukman, pengaruh Jusuf Kalla (JK) di Sulsel untuk Anies-Muhaimin cukup memberi pengaruh. Tetapi hal itu tidak sampai membuat tim Prabowo-Gibran lengah.
"Kalau kita lihat JK effect terlihat membangkitkan semangat perlawanan dari relawan paslon 02. Kerja-kerja relawan yang ditopang Gerindra sangat masif, itu betul-betul bisa mendongkrak 02 di Sulsel ini, dengan kerja-kerja itu menjadikan Sulsel menjadi kandang 02 meski ada JK di 01," jelasnya.
Sementara, Gerindra sebagai partai penyokong utama Prabowo-Gibran kelihatan sangat fokus untuk menang di Sulsel. Lukman menilai kerja-kerja politik Gerindra terstruktur hingga ke kelompok relawan.
"Gerindra Sulsel sangat dominan di dapil tingkat pusat, sementara PDIP sangat kedodoran, ini menjadikan satu indikator caleg Partai Gerindra sangat kuat menopang paslon 02 ditambah relawan yang pergerakannya terstruktur," imbuhnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
PDIP Sulsel Singgung soal Pelanggaran
Diketahui, Ganjar-Mahfud sementara menjadi juru kunci pada perhitungan suara atau real count sementara KPU di Sulsel. PDIP Sulsel pun menyinggung soal dugaan pelanggaran Pilpres.
Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel Andi Ansyari Mangkona awalnya mengatakan ada banyak penilaian terkait proses Pilpres 2024. Namun dia mengatakan terkait hal tersebut akan disampaikan oleh DPP.
"Sebetulnya kan yang bisa kasi statement DPP, itu urusan DPP, walaupun kondisi lapangan kami tahu bahwa seperti yang terjadi sekarang ini ada macam-macam penilaian," ujar Ansyari kepada detikSulsel, Minggu (25/2).
Kendati demikian, Ansyari enggan berspekulasi terkait perolehan suara Ganjar-Mahfud tersebut. Dia mengaku masih akan melihat perkembangan yang terjadi ke depan.
"Tapi kita lihatlah nanti bagaimana karena banyak wacana-wacana akan terjadi nanti," kata Ansyari.
"Semua nanti C1-nya kita kumpulkan baru kita lihat di situ ada nggak pelanggaran. Kita masih kumpulkan sama saksi-saksi kita," ujar Ansyari.