Heboh keluhan warga soal harga makanan di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, yang kemahalan. Harga tersebut dinilai tidak masuk akal karena nasi goreng (nasgor) dibanderol Rp 70.000 untuk doa porsi dan bakso Rp 30.000 per porsi.
Harga makanan yang kemahalan tersebut dikeluhkan oleh warga bernama Wiwien Rahmawati. Menurutnya harga yang dipatok oleh oknum PKL tersebut di luar standar wajar.
"Untuk ukuran nasgor (nasi goreng) begitu standar harga 15 ribu (rupiah). Tapi entahlah, saya juga tidak tau standar harga kalau di Panlos (Pantai Losari)," ujar Wiwien kepada detikSulsel, Kamis (16/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan nota yang diunggah Wiwien di media sosial, harga seluruh menu yang dipesan dipatok dengan harga kemahalan. Selain nasi goreng dan bakso, di dalam nota tertulis harga pisang epe original dibanderol Rp 25.000 untuk satu porsi. Dimana harga normal pisang epe di kawasan Pantai Losari hanya Rp 15.000 untuk semua varian.
Kemudian mie bakso Rp 30.000, roti bakar coklat keju Rp 25.000, jus jeruk Rp 40.000 untuk dua porsi, dan sarabba Rp 20.000.
Wiwien mengaku tidak mengetahui harga yang dipatok untuk setiap menu karena dalam daftar menu tidak disertai dengan harga. Ia pun kaget melihat total tagihan mencapai Rp 215.000.
"Tidak ada harganya, menu saja," kata Wiwien.
Dispar Sebut Harganya Tak Masuk Akal
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar), Muhammad Roem Makassar pun menanggapi keluhan warga soal mahalnya harga yang dipatok oknum PKL tersebut. Menurutnya harga tersebut memang tidak masuk akal.
"Di Pantai Losari itu rata-rata pedagang pisang epe. Kalau harga nasi goreng yang di dalam nota itu memang tidak masuk akal," kata Kadispar Makassar Muhammad Roem kepada detikSulsel, Kamis (16/3/2023).
Bahkan menurut Roem harga tersebut lebih tinggi dibandingkan menu yang ada di restoran.
"Karena di restoran yang tarafnya lebih di atasnya tidak seperti itu," ujarnya.
Dia pun mengaku sangat menyayangkan hal ini. Pasalnya, perbuatan oknum pedagang itu bisa merusak citra pariwisata Makassar, termasuk pedagang.
"Merugikan masyarakat jelas itu dan merusak citra pariwisata Makassar dan pedagang yang lain yang sudah memberikan harga yang pasti," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut.
Kadispar Minta Warga yang Kena Gotek Melapor
Roem juga meminta warga yang terkena gotek harga oknum pedagang untuk melapor ke Dispar Makassar. Selanjutnya Dispar akan menindaklanjuti ke pedagang yang bersangkutan.
"Orang yang menganggap dikena getok harga boleh melapor ke Dispar, sangat kami tunggu. Supaya kami bisa menyelesaikan dan mengedukasi pedagang tersebut yang memberikan harga di luar batas kewajaran," kata Roem.
Dia menjelaskan, keluhan warga tersebut sebenarnya belum bisa dipastikan terjadi di Pantai Losari. Sebab, kata dia, dalam nota yang beredar tidak tercantum nama toko atau pedagang, termasuk tidak adanya stempel resmi.
"Jika masih ada yang seperti itu laporkan oknum tersebut lengkap dengan gerobaknya yang mana," terangnya.
Dispar Bakal Panggil Pedagang Pantai Losari
Selain itu, Roem mengaku akan memanggil pedagang di Pantai Losari untuk membahas harga pasti setiap menu. Hal ini sebagai bahan evaluasi atas munculnya kasus ini.
"Kalaupun ada yang seperti itu kami akan panggil kembali seluruh pedagang di kawasan dalam Anjungan Pantai Losari untuk bisa sama-sama bersepakat memberikan harga yang pasti untuk setiap menu yang ditawarkan," kata Roem.
Roem menambahkan kasus yang dialami warga tersebut menjadi bahan evaluasi bersama. Mulai dari Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Pantai Losari dan pedagang.
"Kita tidak mau berpolemik benar atau tidak. Ini teguran semua bagi kami di UPTD Pantai Losari, dan pedagang, untuk bisa memberikan kepastian harga dari menu yang ditawarkan," ujarnya.
Namun Roem juga berharap warga atau pengunjung Pantai Losari berhati-hati sebelum berbelanja. Dia mengimbau untuk menanyakan harga pasti dahulu sebelum memesan menu yang ditawarkan pedagang.
"Kami juga mengimbau kepada seluruh pengunjung kawasan Pantai Losari jangan melakukan aktivitas makan minum di pedagang yang tidak memberikan harga yang pasti," imbuhnya.
"Jadi dua sisi. Pedagang dan UPT harus berbenah dalam memberikan harga dan menu yang pasti. Terus kemudian pengunjung juga kalau ditawari tanyakan dulu harganya. Karena mungkin saja masih ada oknum satu dua pedagang yang nakal," pungkasnya.