Oknum Dosen UM Kendari Aniaya Mahasiswa Usai Ditegur Pakai Baju Prodi Lain

Sulawesi Tenggara

Oknum Dosen UM Kendari Aniaya Mahasiswa Usai Ditegur Pakai Baju Prodi Lain

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Kamis, 25 Sep 2025 16:00 WIB
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) berinisial AD mengaku ditendang hingga dibanting oknum dosen inisial MA.
Foto: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, berinisial AD mengaku dianiaya oknum dosen. (dok. istimewa)
Kendari -

Oknum dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), berinisial MA dilaporkan ke polisi usai diduga menendang dan membanting mahasiswa inisial AD dalam kampus. Dosen itu menganiaya mahasiswanya setelah ditegur memakai pakaian dari program studi (prodi) lain.

"Iya, keterangan (korban) gara-gara ditegur pakai pakaian (prodi) Lingkungan, sedangkan dia ini mahasiswa Arsitektur," kata Humas UM Kendari Muhammad Ihsan kepada wartawan, Kamis (25/9/2025).

Ihsan mengaku UM Kendari masih mendalami motif penganiayaan tersebut. Pasalnya korban dan terduga pelaku saling klaim terkait perkara itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dosen anggap tidak melakukan (penganiayaan), bukan kekerasan, tidak seperti yang diberitakan. Tapi mahasiswa itu anggap kekerasan," ujarnya.

Kendati demikian, Ihsan mengungkapkan pihaknya tidak mentolerir kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus. Dia berjanji pihak kampus akan memproses terkait persoalan itu.

ADVERTISEMENT

"Kami tidak mentolerir kekerasan tapi kita juga tidak krasa-krusu, kalau terbukti, bukan rektor yang pecat tapi ada BPH sebagai payung kami," ungkap Ihsan.

Pihak kampus tidak ingin gegabah dalam menindak tegas perkara itu. UM Kendari akan tetap mempertimbangkan tuntutan dari mahasiswa yang mengaku sebagai korban.

"Jadi tuntutannya mahasiswa harus dipecat, cuman kan proses itu tidak cepat, kita harus betul-betul menyelesaikan dengan adil, tidak terburu-buru," sambungnya.

Dia menambahkan pihak kampus kooperatif terkait adanya laporan ke polisi. Namun pihaknya juga akan berusaha melakukan proses kekeluargaan.

"Kami menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Tapi kami tetap melakukan proses upaya perdamaian kepada kedua belah pihak," jelas Ihsan.

Sebelumnya diberitakan, dugaan penganiayaan itu terjadi di pelataran kampus Universitas Muhammadiyah Kendari pada Rabu (17/9). Kasus ini dilaporkan ke polisi setelah upaya mediasi dari pihak kampus tidak menemui titik terang.

"Itu dia marah karena saya pakai baju Teknik Lingkungan sedangkan saya Arsitek," kata AD kepada detikcom, Rabu (24/9).

Dia mengaku sempat ditegur oleh MA karena memakai baju prodi lain. Namun AD mengelak dengan dalih tidak ada aturan kampus untuk memakai pakaian yang berbeda.

"Saya kan anak Arsitektur, saya pakai pakaian Lingkungan. Itu dia marah kan, baru saya ditendang saya," jelas AD.




(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads