Rektor UNG Ancam DO Panitia-Ketua Mapala Buntut Mahasiswa Tewas Usai Diksar

Rektor UNG Ancam DO Panitia-Ketua Mapala Buntut Mahasiswa Tewas Usai Diksar

Apris Nawu - detikSulsel
Rabu, 24 Sep 2025 14:00 WIB
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok.
Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok. Foto: (Apris Nawu/detikcom)
Gorontalo -

Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Eduart Wolok memastikan akan menindak tegas panitia hingga ketua Mapala Fakultas Ilmu Sosial (FIS), buntut tewasnya Muhamad Jeksen (19) usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar). Eduart tidak segan memberikan sanksi drop out (DO) apabila ada pelanggaran fatal dalam kematian Jeksen.

"Itu (sanksi) kita sedang mengkaji. Tapi kan kalau sanksi akademik atau skorsing minimal satu semester. Tapi apakah kalau ini pelanggarannya kegiatannya memang fatal, sanksi bahkan dua semester bahkan termasuk opsi DO bisa saja diambil apabila sesuai prosedur," ujar Eduart kepada detikcom, Selasa (24/9/2025).

Eduart mengaku semua dugaan yang mencuat akan dikumpulkan tim investigasi dan dibahas bersama pimpinan universitas. Sehingga, setiap tudingan yang saat ini telah menjadi konsumsi publik bisa diklarifikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim yang dibentuk memang secara resmi baru kita akan tentukan hari ini. Tetapi tim bekerja sudah dari kemarin dan kita upayakan bekerja tidak terlalu lama dan info-info data-data terkait dengan kewenangan yang pastinya tim investigasi akan bekerja," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Eduart pun menegaskan UNG memiliki aturan yang tegas untuk menindak mahasiswa yang terbukti indisipliner. Setiap lembaga pendidikan juga menurutnya harus menegakkan aturan untuk mendisiplinkan mahasiswanya.

"Dan apabila ternyata terjadi secara pidana terbukti dan sebagainya, kemungkinan bisa ke sanksi yang paling berat bahkan sampai pemecatan sekaligus kalau memang itu terbukti secara pidana dan sebagainya," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Muhamad Jeksen meninggal dunia usai mengikuti Diksar Mapala. Korban diduga tewas dianiaya lantaran wajah dan lehernya bengkak setelah pulang dari pengaderan.

Peristiwa itu terjadi setelah korban mengikuti pengaderan Mapala Butoiyo Nusa FIS UNG di Desa Tapadaa, Kecamatan Suwawa Tengah, Bone Bolango yang berlangsung pada 18-21 September.

"Iya, dia kan anak Mapala, informasinya dia itu ikut kegiatan Mapala. Dia sudah meninggal dunia kemarin pagi. Ini korban asli orang Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna," ujar kerabat korban, La Awal kepada detikcom, Selasa (23/9).




(asm/ata)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads