Bupati Kolaka Timur (Koltim) Abdul Azis mengaku heran dikabarkan terjaring razia operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Kabar tersebut muncul saat Abdul Azis sedang berada di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk mengikuti Rakernas NasDem.
Diketahui, kabar Abdul Azis terjaring OTT sempat disampaikan Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Namun saat itu, Tanak belum merinci kasus yang diduga menjerat nama kader NasDem tersebut.
"(Bupati) Koltim," kata Tanak saat dihubungi, Kamis (7/8/2025). Tanak menjawab pertanyaan awak media soal pejabat yang ditangkap merupakan Bupati Koltim.
Isu itu lantas ditanggapi NasDem lewat konferensi pers di Hotel Claro, Kota Makassar, Kamis (7/8). Abdul Azis turut hadir langsung didampingi Bendahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni dan Wakil Ketua Mahkamah NasDem Rudianto Lallo (RL).
"Terkait dengan apa yang disampaikan tadi dengan adanya berita ini, sejauh ini saya baru dengar, tiga jam yang lalu saya baru dapat kabar terkait masalah OTT," ungkap Abdul Azis kepada wartawan di Makassar.
Abdul Azis mengaku mendapat kabar OTT dari informasi yang beredar. Dia mengaku keluarga dan rekannya khawatir setelah isu OTT menerpa dirinya.
"Secara tidak langsung keluarga, sahabat, banyak yang prihatin apakah betul Bupati Kolaka Timur Abdul Aziz ini OTT," tuturnya.
Namun Abdul Azis membantah kabar tersebut. Bantahan ini turut diperkuat yang mendampingi Abdul Azis saat konferensi pers menjelang Rakernas NasDem.
Rakernas NasDem sendiri bakal digelar di Makassar selama 3 hari mulai Jumat-Minggu, 8-10 Agustus mendatang. Kegiatan tersebut rencananya dihadiri langsung Ketum NasDem Surya Paloh.
"Alhamdulillah, hari ini saya berada di samping Kakak Ahmad Sahroni, dalam kondisi baik dan siap mengikuti Rakernas," ucap Abdul Azis.
Abdul Azis menegaskan pihaknya menghargai proses penyelidikan yang dilakukan oleh KPK. Dia juga siap menjalani proses hukum jika memang terbukti terlibat.
"Tetapi terkait dengan drama atau ada framing, ini yang mungkin kami secara pribadi, keluarga, yang tidak menerima karena secara psikologi terganggu kita dan masyarakat kami ikut terganggu," jelasnya.
(sar/hsr)