Bantuan Rp 10 M di Balik Ritual Adat Damaikan Bentrok Pilkada Puncak Jaya

Tim detikcom - detikSulsel
Minggu, 08 Jun 2025 08:30 WIB
Foto: Pj Bupati Puncak Jaya Yopi Murib menyerahkan bantuan Rp 10 miliar untuk proses ritual adat mendamaikan 2 kelompok yang terlibat bentrokan. (dok. Istimewa)
Puncak Jaya -

Pertikaian antara dua kelompok pendukung pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Puncak Jaya berakhir setelah didamaikan lewat ritual adat. Pemkab Puncak Jaya turut menyerahkan bantuan dana Rp 10 miliar dengan harapan bentrokan kedua kubu tidak terulang.

Diketahui, konflik antarpendukung ini mulai terjadi sejak Pilkada Puncak Jaya bergulir November 2024. Dua kubu yang bertikai adalah pendukung paslon nomor urut 01, Yuni Wonda-Mus Kogoya dan paslon nomor urut 02, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.

Proses damai sedianya pernah digelar melalui ritual adat belah kayu doli di depan kantor Bupati Puncak Jaya pada 12 Mei 2025. Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa hadir langsung turut mendamaikan kedua kubu yang terlibat konflik.


Namun belum genap sebulan sejak ritual tersebut, bentrokan antara kubu 01 dan kubu 02 kembali pecah. Kedua kelompok saling serang menggunakan senjata tajam hingga menimbulkan korban luka maupun jiwa.

Ritual Patah Panah-Lepas Tali Busur

Pemkab Puncak Jaya pun kembali memediasi perdamaian antara kedua kubu pendukung paslon pilkada dengan menggelontorkan bantuan uang. Proses damai ditandai dengan ritual adat patah panah dan lepas tali busur pada Jumat (6/6/2025).

"Jumlah bantuan yang diberikan kepada masing-masing kubu adalah sebesar Rp 5 miliar, sehingga total bantuan kepada kedua kubu berjumlah Rp 10 miliar," ungkap Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya, Yopi Murib dalam keterangannya dikutip, Sabtu (7/6).

Tradisi rekonsiliasi pascakonflik Pilkada Puncak Jaya ini digelar secara terpisah. Yopi Murib menyerahkan bantuan dana untuk kubu paslon 01 di Lapangan Amanah, sedangkan kubu paslon 02 di Lapangan Pagaleme.

Bantuan dana bersumber dari APBD Puncak Jaya tahun anggaran 2025. Proses penyerahan bantuan untuk ritual adat itu turut dikawal Kapolres Puncak Jaya AKBP Achmad Fauzan dan Dandim 1714/Puncak Jaya Letkol Inf Irawan Setya Kusuma.

"Kami Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya telah menyerahkan bantuan kepada kedua kubu yang sedang bertikai sebagai bentuk bantuan pemerintah untuk menyelenggarakan ritual adat patah panah dan lepas tali busur," paparnya.

Yopi Murib menegaskan, pihaknya tidak memiliki kepentingan tertentu dibalik penyerahan bantuan itu. Pemkab Puncak Jaya hanya fokus berupaya menjaga situasi kembali kondusif dan pemerintahan bisa berjalan normal.

"Sehingga bupati dan wakil terpilih bisa melaksanakan visi-misinya dengan baik, tidak terganggu lagi oleh keluarga pihak korban dari kedua belah pihak, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar," jelas Yopi Murib.

Penyerahan bantuan dana untuk ritual adat ini telah dilaporkan ke pemerintah pusat, Pemprov Papua Tengah dan unsur forkopimda. Yopi Murib pun berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam upaya perdamaian ini.

"Kiranya Tuhan selalu melindungi dan menjaga Kabupaten Puncak Jaya agar tetap aman dan kondusif sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat dapat berjalan dengan baik ke depan," imbuhnya.

Sebagai informasi, Pilkada Puncak Jaya dimenangkan paslon 01, Yuni Wonda dan Mus Kogoya. Paslon 02 Miren Kogoya-Mendi Wonerengga sempat menggugat hasil pilkada meski belakangan gugatannya ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

Putusan MK tersebut menguatkan posisi Yuni Wonda dan Mus Kogoya sebagai bupati dan wakil bupati Puncak Jaya terpilih. Namun jadwal dan lokasi pelantikan keduanya belum ada kejelasan hingga saat ini.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya....



Simak Video "Video: Gugatan soal Tudingan Cawabup Puncak Jaya ASN Aktif Digugurkan MK"


(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork