Polisi menduga bentrokan dua kelompok pendukung di Pilkada Puncak Jaya, Papua Tengah, dimanfaatkan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Aparat kepolisian kini tengah mengawasi pergerakan KKB di balik bentrokan yang menewaskan satu orang tersebut.
"Situasi menjadi lebih kompleks dengan adanya laporan bahwa KKB mulai memanfaatkan kekacauan ini untuk melakukan manuver. Aparat mencatat adanya pergerakan KKB di jalur Kampung Karubate menuju Kampung Yalinggua," kata Kapolres Puncak Jaya, AKBP Achmad Fauzan dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Achmad mengaku pihaknya telah melakukan pengejaran terhadap anggota KKB. Pihaknya mencegah potensi serangan terhadap aparat maupun warga sipil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aparat keamanan pun mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk peningkatan patroli malam, penyekatan wilayah-wilayah rawan, serta operasi keamanan terpadu dengan tetap menjunjung tinggi prosedur standar dan kehati-hatian," tuturnya.
Pemerintah daerah juga didesak untuk segera mengambil tindakan konkret demi mencegah konflik meluas. Termasuk mempertemukan tokoh-tokoh dari kedua kubu pendukung serta mempercepat pelaksanaan prosesi adat sebagai jembatan damai.
Achmad mengaku situasi saat ini relatif aman, meski ketegangan masih bisa dirasakan di tengah masyarakat. Namun potensi bentrokan susulan masih bisa terjadi.
"Aparat dan pemangku kepentingan diminta untuk terus waspada, mengingat potensi terjadinya bentrokan lanjutan maupun aksi sabotase seperti pembakaran rumah pada malam hari masih terbuka lebar," jelas Achmad.
Hingga kini belum ada kejelasan dari Pemkab Puncak Jaya dan Pemprov Papua Tengah terkait pelantikan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Prosesi adat pemotongan kayu panah, yang merupakan bagian penting dari tradisi rekonsiliasi pasca konflik Pilkada, juga belum dilaksanakan setelah sebelumnya hanya dilakukan prosesi belah kayu doli.
"Kekosongan ini menciptakan ruang yang rentan dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab," imbuh Achmad.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan terjadi di dua lokasi berbeda pada Selasa (3/6) siang. Dua kubu yang terlibat bentrok adalah pendukung paslon nomor urut 1, Yuni Wonda-Mus Kogoya dan pendukung paslon nomor urut 2, Miren Kogoya-Mendi Wonerengga.
"Dalam insiden tersebut, seorang warga bernama Gum Enumbi (48), ASN di Dinas Dukcapil, tewas dalam bentrokan dan langsung dikremasi di tempat oleh pihak keluarga," ujar Achmad.
Bentrokan itu juga menyebabkan dua korban luka. Salah satunya pelajar berinisial PM (17) yang terkena luka panah di tulang kering kaki kanan, dan seorang ASN, David Enumbi (45) luka terkena panah di jempol kaki sebelah kanan.
(sar/asm)