7 Fakta Pembantaian KKB di Yahukimo Berujung 11 Pendulang Emas Tewas

Papua Pegunungan

7 Fakta Pembantaian KKB di Yahukimo Berujung 11 Pendulang Emas Tewas

Tim detikcom - detikSulsel
Jumat, 11 Apr 2025 07:30 WIB
2 jenazah pendulang emas korban pembantaian KKB dievakuasi ke RSUD Dekai.
Foto: 2 jenazah pendulang emas korban pembantaian KKB dievakuasi ke RSUD Dekai. (dok. Istimewa)
Yahukimo -

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) membantai 11 pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Aksi Brutal KKB tersebut turut membuat 35 warga mengungsi dan 2 orang lainnya dilaporkan masih disandera pelaku.

Pembantaian itu terjadi di area pendulangan emas tepatnya Lokasi 22 dan Muara Kum, sepanjang aliran Sungai Silet, Yahukimo. KKB melakukan penyerangan selama 2 hari beruntun sejak Minggu-Senin, 6 sampai 7 April 2025.

"Kami sangat mengecam tindakan keji ini. Ini bukan hanya serangan terhadap warga sipil tak bersalah, tetapi juga bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia," tegas Kepala Operasi Damai Cartenz-2025 Brigjen Faizal Ramadhan dalam keterangannya, Rabu (9/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum detikcom, Jumat (11/4), berikut 7 fakta pembantaian KKB terhadap 11 pendulang emas di Yahukimo:

1. 11 Korban Tewas Ditembak-Dipanah

Faizal membeberkan, pelaku pembantaian adalah KKB yang menamakan dirinya sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama. Sebanyak 11 pendulang emas yang dilaporkan tewas akibat dipanah hingga ditembak pelaku.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan informasi yang diterima, korban pembunuhan mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah," ungkap Faizal.

Dari 11 korban meninggal dunia, 6 di antaranya telah berhasil diidentifikasi, yakni Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Sementara 5 lainnya masih dalam proses identifikasi.

"Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu para pelaku dan memastikan keamanan warga di Papua tetap terjaga," kata Faizal.

2. 2 Warga Sipil Diduga Disandera KKB

Satgas Operasi Damai Cartenz mencatat ada 8 orang yang masih hilang. Faizal menyebut ada 2 warga sipil lainnya yang diduga dalam penyanderaan KKB.

"8 orang lainnya dilaporkan terpisah dari rombongan dan belum diketahui keberadaannya. Sementara 2 warga sipil lainnya, yakni Tuan Dusun yang bernama Dani dan istrinya bernama Gebi, diduga masih disandera oleh kelompok KKB," paparnya.

Tim gabungan dari TNI dan Polri telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Faizal merincikan, 26 personel yang diturunkan terdiri dari 15 personel Polres Asmat dan 11 personel gabungan dari Satgas Tindak dan Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz.

"Tim tersebut kini berada di Kampung Mabul untuk melakukan pengumpulan keterangan saksi, pendalaman informasi, serta penyusunan rencana operasi evakuasi korban," ucap Faizal.

3. TKP Pembantaian Masih Dikuasai KKB

Proses evakuasi korban pembantaian KKB di Yahukimo terus diupayakan secara bertahap. Satgas Damai Cartenz mengaku evakuasi butuh kehati-hatian karena tempat kejadian perkara (TKP) diduga masih dikuasai KKB.

"Masih proses (evakuasi) menuju lokasi karena medan sangat berat. KKB juga masih menguasai lokasi 11 korban meninggal," kata Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2025 Kombes Yusuf Sutejo kepada detikcom, Kamis (10/4).

Kombes Yusuf menegaskan pihaknya masih akan mengidentifikasi jumlah korban akibat pembantaian KKB. Selain akan melakukan pengejaran, Satgas Ops Damai Cartenz akan berfokus untuk mengevakuasi terlebih dahulu para korban akibat kekejaman KKB.

"Jumlah 11 pendulang emas tewas berdasarkan penyampaian dari Sebby Sambom yang menamakan dirinya Jubir TPNPB OPM. Kami masih akan mendalami dan mengidentifikasi," tegas Yusuf.

4. 35 Korban KKB Mengungsi ke Asmat

Sebanyak 35 warga dievakuasi dalam kondisi selamat pascapembantaian KKB. Mereka berjalan kaki sejauh 60 kilometer melewati hutan menuju Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

"Ada 35 orang pengungsi berasal dari Yahukimo yaitu mereka pekerja. Jadi di sini kita memberikan bantuan kemanusiaan memberikan pelayanan ke para pengungsi," ujar Kapolres Asmat, AKBP Wahyu Basuki kepada detikcom, Kamis (10/4).

Para korban tersebut kini telah berada di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, Selasa (8/4). Mereka diketahui melarikan diri dari Kabupaten Yahukimo sejak hari Minggu (6/8).

"Mereka adalah para pekerja pendulang emas yang ketakutan karena diserang. Mereka berjalan kaki menempuh jarak sekitar 58-60 kilometer melewati hutan selama dua hari," bebernya.

Simak fakta berikutnya di halaman selanjutnya...

5. 1 Warga Kena Panah Saat Dikejar KKB

Wahyu mengaku ada satu pendulang emas yang terluka karena kena panah saat melarikan diri dari kejaran KKB. Korban saat ini dalam perawatan di Kampung Mabul.

"Salah satu korban yang kena panah dirawat di Pos Satgas 141 Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat. Korban itu saat melarikan diri sempat dikejar dan terkena panah," jelas Wahyu.

Wahyu mengaku ada sekitar 100 warga yang sempat kabur dari kejaran KKB. Namun beberapa orang di antaranya berpencar ke sejumlah titik.

"Mereka itu lebih dari 100 orang karena ada yang lari tidak hanya ke arah Mabul, ada yang masuk ke hutan masing-masing melarikan diri, tapi yang sampai di Kampung Mabul itu ada 35 orang," terangnya.

6. 2 Jenazah Korban KKB Dievakuasi

Dua jenazah pendulang emas yang menjadi korban pembantaian KKB dievakuasi ke RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo. Proses evakuasi melibatkan aparat gabungan TNI dan Polri.

"Evakuasi dua jenazah korban KKB telah berhasil kami laksanakan hari ini dan telah tiba di RSUD Dekai," kata Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Kamis (10/4).

Faizal tidak merinci identitas jenazah yang dievakuasi. Dia mengatakan proses evakuasi butuh kehati-hatian karena medan yang berat dan cuaca yang tidak bersahabat.

"Proses investigasi dan identifikasi akan kami lakukan secara menyeluruh guna memastikan identitas korban serta mengungkap fakta-fakta terkait peristiwa ini," imbuh Faizal.

7. TNI Bantah Isu Prajurit Jadi Korban

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan menanggapi adanya isu korban serangan KKB atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah prajurit TNI. Candra menegaskan tidak ada prajurit TNI yang menjadi pendulang emas sehingga tidak ada prajurit di lokasi.

"Pemberitaan hoax bahwa korban adalah prajurit TNI, itu propaganda sengaja disebar oleh gerombolan OPM dan simpatisannya," tegas Candra dalam keterangannya, Rabu (9/4).

Kodam XVII/Cenderawasih pun mengutuk aksi biadab OPM. Dia menganggap OPM sengaja melempar isu tidak benar untuk memprovokasi warga.

"Semua itu alasan yang dicari-cari oleh gerombolan OPM untuk mencari pembenaran aksinya untuk membunuh warga sipil dan sejatinya OPM adalah biadab sebagai penjahat kemanusiaan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Anak Tak Sekolah Tetap Bisa Cek Kesehatan Gratis, Lokasinya di Puskesmas"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads