Penangkapan Aske Mabel berawal dari seorang anak buahnya bernama Nikson Matuan alias Okoni Siep yang ditangkap lebih dulu di Yalimo pada Minggu (2/2). Polisi kemudian melakukan pengembangan hingga menerima informasi masyarakat soal keberadaan Aske Mabel pada Rabu (19/2) subuh.
"Saat subuh ada laporan dari masyarakat menginformasikan bahwa Aske Mabel ada di salah satu wilayah di Kabupaten Yalimo," kata Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin kepada wartawan dikutip Kamis (20/2/2025).
Dari informasi tersebut, Satgas Damai Cartenz langsung bergegas mendatangi lokasi yang dimaksud. Aparat kemudian berhasil menangkap Aske Mabel di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo sekitar pukul 06.30 WIT. Aske Mabel sempat melawan sehingga kakinya ditembak.
"Dia kaget saja, karena dia kaget kedatangan polisi, dia mau lawan polisi. Jadi ada reaksi mau melawan itu yang kemudian karena dia bersenjata, SOP-nya harus dilumpuhkan," tutur Irjen Patrige.
Irjen Patrige menambahkan polisi mengamankan total empat senjata api (senpi) dan 71 amunisi dari rangkaian penangkapan Aske Mabel tersebut, termasuk dari Nikson Matuan. Saat ditangkap, Aske Mabel didapati sedang memegang satu pucuk senpi di tangannya.
"Pada saat (Aske Mabel) diamankan, ditemukan satu pucuk senjata api (yang berada di tangannya). Anggota pun mendesak Aske untuk menunjukkan senjata lainnya. Dan setelah dilakukan interogasi, Aske pun menunjukkan 1 pucuk senjata api lainnya," ujar Irjen Patrige.
Sementara dari penangkapan Nikson Matuan alias Okoni Siep polisi menyita dua pucuk senpi dan 46 butir amunisi. Sehingga, total ada empat senpi dan 71 amunisi yang diamankan dari penangkapan ini.
"Total senjata api yang berhasil disita ada sebanyak 4 senjata laras panjang masing-masing dari Aske 2 pucuk dan Nikson Matuan 2 pucuk, beserta 71 butir jenis kalibernya 5,56 mm," ungkap Irjen Patrige.
"Pada penangkapan Nikson Matuan, aparat berhasil mengamankan 2 pucuk senjata beserta 46 butir peluru, sedangkan amunisi sisanya dari Aske Mabel," imbuhnya.
(asm/sar)