Polisi melaporkan sebanyak 110 orang luka imbas bentrokan antara 2 kelompok pendukung pasangan calon (paslon) pilkada di Puncak Jaya, Papua Tengah. Satu orang lainnya meninggal karena terkena panah.
"Yang meninggal dunia 1 orang dan 110 orang luka-luka. Untuk identitas yang tewas dan luka-luka belum bisa kami identifikasi. Untuk korban tewas karena luka panah," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara kepada detikcom, Rabu (5/2/2025).
Kuswara mengatakan sejumlah korban luka sudah dilarikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia. Pihaknya masih melakukan pendataan terkait bangunan lain yang diduga dirusak dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk bangunan, kami belum bisa mendatanya. Beberapa korban luka sedang di rawat di RS, dan ada juga yang sudah dipulangkan. Kami juga belum bisa ke RS karena situasi yang tidak memungkinkan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Bentrokan itu terjadi di wilayah Kota Lama Mulia, Puncak Jaya pada Rabu (5/2) sekitar pukul 05.30 WIT. Dua kubu yang bertikai merupakan pendukung paslon bupati dan wakil bupati nomor urut 01 dan 02.
Kapolda Papua Tengah Brigjen Alfred Papare mengaku masih mendalami pemicu bentrokan. Pihaknya belum bisa menjelaskan kronologi saling serang antara dua kelompok pendukung paslon.
"Biasalah karena informasi yang kurang jelas, akhirnya massa pendukung paslon 01 dan 02 saling serang. Padahal sampai sekarang ini kan belum ada putusan dari Mahkamah Konstitusi," ungkap Alfred.
Alfred memastikan aparat kepolisian dan TNI sudah dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengantisipasi adanya serangan susulan. Dia juga berharap para paslon bisa menenangkan para pendukungnya.
"Sekarang ada sekitar 180 gabungan TNI-Polri yang turun untuk mengamankan situasi. Besok akan digeser lagi 2 peleton Brimob," pungkasnya.
(sar/sar)