Keluarga Kesia Irena Yola Lestaluhu (20) melalui kuasa hukumnya mendesak polisi dan Pomal segera mengungkap hasil visum korban yang tewas di tangan oknum TNI AL inisial A di Pantai Saoka, Papua Barat Daya. Desakan ini untuk memperjelas ada atau tidaknya pelaku lain yang terlibat dalam kasus itu.
"Terkait dengan hasil visum harus segera dibuka ke publik. Karena isu yang beredar pelaku lebih dari satu orang," kata kuasa hukum keluarga korban, Jefrry Lambiombir kepada detikcom, Jumat (17/1/2025).
"Kami minta dibuka hasil visumnya agar tidak ada lagi opini ini siapa pelakunya. Pihak keluarga juga tidak mengintervensi polisi dan Pomal," tambah Jefrry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya juga menyoroti pelaku pembunuhan belum diketahui keluarga. Keluarga korban baru sebatas mengetahui nama yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.
"Foto terkait pelaku banyak beredar luas, banyak penyebaran hoax ini bisa berdampak hukum ke bersangkutan. Kami berharap masyarakat lebih bijak membagikan foto pelaku. Di sini kewenangan polisi dan Pomal," katanya.
Jefrry melanjutkan, pihak keluarga menyerahkan ke aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini. Namun dia berharap agar penyidik bersikap transparan.
"Kami tidak mau intervensi pihak polres dan Pomal. Kami mempercayakan kepada penyidik untuk membuka siapa pelakunya yang melakukan pembunuhan sadis. Masyarakat harus diberikan penjelasan. Ada luka bergambar love yang disebutkan bahwa dilakukan oleh pelaku," jelasnya.
Jefrry juga menyayangkan penyebaran foto dan video korban. Dia berharap masyarakat atau netizen tidak menyebarkan foto korban yang tewas dalam kondisi tanpa busana di media sosial.
"Saya selaku kuasa hukum keluarga korban, disini kita sayangkan masih beredar video korban dengan setengah telanjang. Admin grup segera menghapus foto dan video korban di grup WhatsApp dan Facebook," tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Kesia tewas dibunuh oknum TNI AL hingga mayatnya ditemukan di Pantai Saoka Sorong pada Minggu (13/1). Sebelum pembunuhan terjadi, pelaku dan korban sempat melakukan seks oral dalam mobil.
Pelaku membunuh karena diduga emosi setelah korban menghentikan aktivitas seksual tersebut. Pelaku dan korban disebut dalam pengaruh alkohol saat kejadian itu.
"Jadi korban saat menghentikan aktivitas itu pelaku marah sehingga mengambil sangkur dan menusuk korban," kata Kasilitkrim PM-AL Lantamal XIV/Sorong Mayor (PM) Anton Sugiharto.
(sar/hsr)