"Kami sudah laporkan ke Polres Sinjai. Kami minta agar oknum pegawai Dinas PU Sinjai segera diproses," ujar mahasiswa yang ditampar, Taufik kepada detikSulsel, Sabtu (28/12/2024).
Taufik mengaku dirinya yang memimpin aksi di Kantor Dinas PUPR Sinjai. Saat itu, massa aksi membakar ban hingga terjadi ketegangan dengan petugas dan pegawai Dinas PUPR.
"Bakar ban ki teman-teman tapi nasuruh aparat kasih mati ki itu api yang dibakar. Kubilang nda mauka, ka ini sudah menjadi bagian dari konsolidasi," katanya.
"Di situ mi (saya) ditampar. Nda sakit iya tapi naciderai gerakanku terlebih saya jenderal lapangannya," sambung Taufik.
Lebih lanjut, Taufik mengatakan dalam aksinya, mereka menuntut perbaikan jalan di Desa Terasa. Dia menyebut jalan di desa tersebut belum pernah dilakukan perbaikan.
"Perbaikan jalan (tuntutan) soalnya jalan di Desa Terasa sangat memprihatinkan terlebih masyarakat di sana kerja jalannya secara swadaya. Itu alasan saya demo untuk menuntut PUPR untuk melakukan perbaikan jalan," jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sinjai Iptu Andi Rahmatullah membenarkan laporan dari mahasiswa yang ditampar oknum pegawai Dinas PUPR Sinjai. Saat ini sementara dilakukan penyelidikan.
"Sudah masuk laporannya. Kami akan proses secara profesional," katanya singat.
Sebelumnya diberitakan, oknum pegawai Dinas PUPR Sinjai menampar salah seorang mahasiswa yang berdemo di depan Kantor Dinas PUPR Sinjai pada Jumat (27/12) sekitar pukul 10.00 Wita. Massa aksi awalnya diterima oleh Kadis PUPR Sinjai Haris Achmad.
"Kami sudah terima baik-baik bersama Pak Sekda di Tanassang sebelum salat Jumat. Penjelasan sudah tuntas bahwa jalan tersebut akan dikerja 2026 dan DED (Detail Engineering Design) sudah kami anggarkan di tahun ini sehingga tinggal menunggu sumber anggaran yang memungkinkan, karena anggarannya cukup besar sekitar RP 45 miliar," ujar Haris Achmad, Jumat (27/12).
Haris menjelaskan, para pendemo saat itu ngotot untuk melihat hasil DED dan disampaikan akan diberikan setelah salat Jumat. Namun massa aksi justru membakar ban yang memicu ketegangan.
"Itu mi yang memancing teman-teman sehingga ada keributan sedikit," sambung Haris.
(hsr/asm)