Annar Salahuddin Sampetoding alias ASS disebut-sebut turut terlibat dalam kasus sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Annar sendiri mangkir dari panggilan penyidik Polres Gowa.
"Pak ASS itu kita panggil, namun tidak datang," ujar Kapolres Gowa AKBP Rheonald T Simanjuntak kepada detikSulsel, Rabu (25/12/2024).
Penyidik melayangkan surat panggilan kepada Annar untuk menjalani pemeriksaan di Polres Gowa pada Senin (23/12) lalu. Namun dia tidak hadir pada waktu pemeriksaan yang telah dijadwalkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada hari Senin yang bersangkutan tidak hadir. Berarti kita layangkan lagi panggilan kedua," katanya.
Rheonald juga menuturkan bahwa keberadaan ASS belum diketahui. Dia juga meluruskan informasi yang beredar bahwa ASS diamankan di Jakarta.
"Kita enggak tahu di mana beliau. Tidak ada (yang diamankan di Jakarta)," ucapnya.
Lebih lanjut Rheonald menerangkan pihaknya telah mengajukan pencegahan perjalanan ke luar negeri untuk sejumlah nama yang terlibat dalam kasus ini. Namun, dia enggan merinci siapa saja nama-nama tersebut.
"Itu nanti. Tidak bisa kita umumkan siapa-siapa aja, ya. Yang pasti ada nama yang kita lakukan pencegahan dan kita surati ke Imigrasi untuk melakukan pencegahan untuk perjalanan ke luar negeri," tuturnya.
Untuk diketahui, polisi telah menetapkan 17 orang tersangka terkait kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin Makassar. Tersangka masih bisa bertambah sebab polisi masih memburu sejumlah nama yang masuk daftar pencarian orang (DPO) terkait kasus ini.
"Tersangka kita tangkap ada 17 orang. Ini masih bisa bertambah," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi di Mapolres Gowa, Kamis (19/12).
Ke-17 tersangka dijerat Pasal 36 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan Pasal 37 ayat 1 dan 2 UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Para tersangka terancam pidana paling lama 10 tahun hingga seumur hidup.
(hmw/asm)