Dahsyatnya Terjangan Banjir Bandang Maros Berujung 10 Jembatan Terputus

Dahsyatnya Terjangan Banjir Bandang Maros Berujung 10 Jembatan Terputus

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 22 Des 2024 10:00 WIB
Banjir di Camba, Maros.
Foto: Banjir di Camba, Maros. (dok. Istimewa)
Maros -

Banjir bandang menerjang tujuh wilayah permukiman di 3 kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), akibat meluapnya Sungai Walannae. Dahsyatnya terjangan banjir menyebabkan 10 jembatan terputus.

"Data awal yang kami terima, semua jenis jembatan penghubung antar kecamatan, ada 10 jembatan di 3 kecamatan terputus," kata Kepala BPBD Maros Towadeng kepada detikSulsel, Sabtu (21/12/2024).

Towadeng mengatakan jembatan yang terputus tersebut terdiri dari enam jembatan gantung. Sementara empat sisanya merupakan jembatan tani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terparah ada di Kecamatan Mallawa ada 2 jembatan gantung, di Kecamatan Camba 2 juga jembatan gantung, jembatan gantung," ungkap Towadeng.

Dalam video yang diterima detikSulsel, tampak air meluap hingga menenggelamkan sebuah jembatan gantung. Peristiwa itu disaksikan sejumlah warga.

ADVERTISEMENT

"Astagfirullah ya Allah, astagfirullah," kata seorang wanita di balik video.

Banjir Bandang Menerjang Usai Hujan 24 Jam Nonstop

Towadeng mengungkapkan banjir bandang tersebut terjadi pada Sabtu (21/12) sekitar pukul 07.30 Wita pagi. Dai mengatakan banjir tidak terlepas dari hujan lebat tanpa henti selama 24 jam di hulu Sungai Walannae sehingga air meluap membanjiri permukiman yang berada di dekat aliran sungai (DAS).

"Banjir bandang begitu cepat datang dan langsung menerjang perumahan di Kecamatan Mallawa, Camba, Cenrana," ujar Towadeng.

Banjir di Kecamatan Camba tepatnya terjadi di Desa Cenrana dan Desa Pattiro Deceng. Berbagai fasilitas seperti rumah dan sekolah menjadi porak-poranda akibat banjir bandang tersebut.

"(2 Desa ini) terdampak besar banjir bandang karena posisi Sungai Walannae yang pas di belokan itu langsung hantam wilayah permukiman, fasilitas sekolah, masjid, dan rumah warga langsung tersapu," katanya.

Meski pendataan belum selesai dilakukan, banjir bandang ini dipastikan menyebabkan kerugian besar. Hal itu tidak terlepas dari banyaknya rumah-rumah warga yang rusak, termasuk banyaknya warga yang terdampak.

"Kerugian cukup besar karena warga baru selesai panen, dan beberapa fasilitas seperti pagar sekolah, bangunan masjid dan ada TK, dan jembatan," tambahnya.

"Terdampak sekitar 300 KK, 2 desa inilah yang dilewati (banjir bandang)," katanya.

Sementara banjir di Kecamatan Mallawa terjadi pada satu desa dan satu kelurahan. Menurutnya, kedua wilayah itu juga berada di dekat DAS Walannae.

"Kalau untuk Mallawa ada di Desa Padaelo dan Mario Pulana, kedua wilayah ini juga masuk DAS, sehingga semua yang di sekitarnya terdampak banjir bandang," katanya.

Banjir bandang pada kedua wilayah ini juga menyebabkan kerusakan parah. Banjir bandang kali ini bahkan disebut jauh lebih parah jika dibandingkan dengan banjir bandang pada 2013 silam.

"Menurut warga, dibandingkan 2013 lebih parah ini, Kerugian warga lebih besar, lahan pertanian dan hasil pertanian yang mereka sudah panen, demikian ternak mereka, sementara kami minta kepada Pak Desa tadi (data lengkapnya)," katanya.

"Kisarannya kalau di Mallawa tidak masuk padat penduduk, hanya kisaran 150 KK (warga terdampak banjir bandang)," imbuhnya.

Sementara saat ditanya terkait banjir bandang di Cenrana, Towadeng mengaku pihaknya belum dapat melaporkan data awal. Namun dia memastikan banjir terjadi pada tiga titik di Kecamatan Cenrana.

"Ada 3 titik di Cenrana terdampak banjir, datanya belum kami dapatkan, karena sinyal belum bisa terakses, belum stabil, akses untuk 3 titik," katanya.

detikSulsel juga menerima rekaman video terkait kerusakan pada bangunan sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Terlihat area dekat gedung dipenuhi sampah yang terbawa arus banjir.




(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads