Terungkap KKB di Papua Punya 24 Jaringan, 1.438 Anggota dan 361 Senjata Api

Terungkap KKB di Papua Punya 24 Jaringan, 1.438 Anggota dan 361 Senjata Api

Tim detikNews - detikSulsel
Selasa, 12 Nov 2024 12:20 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo rapat bersama Komisi III DPR, 11 Novemer 2024. (Dok Polri)
Foto: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo rapat bersama Komisi III DPR, 11 Novemer 2024. (Dok Polri)
Jakarta -

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua terungkap memiliki 24 jaringan dengan total anggota 1.438 orang. Para anggota KKB dalam menjalankan aksi terornya ternyata memiliki 361 senjata api (senpi).

Dilansir dari detikNews, fakta tersebut diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat bersama Komisi III DPR di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/2024). Dalam kesempatannya, Jenderal Sigit melaporkan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Papua.

"Sampai saat ini terdapat 24 jaringan KKB dengan total jumlah kekuatan 1.438 anggota, dan mereka memiliki 361 senjata api yang tersebar pada 14 kabupaten," kata Jenderal Sigit dalam rapat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenderal Sigit mencatat KKB sudah melancarkan 217 aksi teror sepanjang 2024. Dari aksi kejahatan yang dilakukan KKB, dilaporkan ada 104 korban.

"Data gangguan KKB selama tahun 2024 ada 217 aksi dan 104 korban. Kemudian, juga ada kelompok atau KKB yang bergerak secara politik dan mereka melakukan 205 aksi ada 4 kelompok dari mulai KPNB, ULMWP, GRPWP dan seterusnya," paparnya.

ADVERTISEMENT

Aksi teror KKB di Papua mencakup berbagai isu. Jenderal Sigit menyebut teror yang dimaksud seperti marginalisasi dan diskriminasi sampai pembangunan di Papua yang dianggap gagal.

"Berbagai macam bentuk aksi yang mereka lakukan, mulai dari mengangkat isu marginalisasi dan diskriminasi, sejarah integrasi dan status politik, pelanggaran HAM, kegagalan pembangunan di Papua," beber Sigit.

Dia menjelaskan bahwa Papua termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi di pilkada. Pihaknya memberikan perhatian khusus terhadap potensi kerawanan di daerah pegunungan.

"Ini juga tentunya memiliki kerawanan yang tinggi khususnya pada saat pilkada nanti sehingga kami memang memberikan perhatian khusus," pungkasnya.




(sar/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads