Polisi belum mengungkap pelaku penikaman maut Purnawirawan TNI bernama Subhan (63) yang juga pengawal pribadi salah satu paslon Pilkada Bantaeng. Tak adanya saksi fakta sejauh ini menjadi kendala penyidik mengungkap pelaku.
Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Akhmad Marzuki mengatakan pihaknya saat ini hanya mengamankan rekaman CCTV terkait pembunuhan tersebut. Pihaknya tengah mengoordinasikan rekaman kamera pengawas dengan Ditlantas Polda Sulsel.
"Kita sudah meminta bantuan dari Lantas Polda untuk menganalisa informasi transaksi elektronik (ITE) karena satu-satunya yang kita mau lidik analisa CCTV yang bisa," kata AKP Akhmad Marzuki kepada detikSulsel, Kamis (10/101/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mendalami itu, penyidik kepolisian juga telah memeriksa keterangan sejumlah saksi. Namun Akhmad mengakui pemeriksaan sejumlah saksi tersebut belum banyak membantu pihaknya dalam upaya mengidentifikasi pelaku penikaman.
"Saksi-saksi fakta yang melihat kejadian itu belum kita temukan. Makanya kita menganalisa CCTV sepanjang itu (jalan yang dilalui)," sebutnya.
Kronologi Penikaman Maut
Sebelum meninggal, korban sempat menceritakan dirinya ditikam di Kampung Beloparang, Bantaeng, Rabu (2/10) sekitar pukul 02.20 Wita. Korban Subhan mengaku diserang oleh dua orang pengendara motor saat baru pulang dari Rumah Pemenangan Paslon yang dikawal oleh korban.
"Jadi pelakunya dua orang. Satu di motor stand by, satu pelaku menikam. Setelah penikaman pelaku langsung melarikan diri," kata Subhan kepada wartawan, Rabu (2/10/2024).
Subhan yang masih dalam keadaan sadar usai ditikam kemudian mengendarai motornya ke Polsek Bissappu. Saat tiba di kantor polisi, Subhan pun pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
"Saya bawa motor sambil memegang luka. Karena darah dan usus saya keluar. Di kantor polisi saya pingsan dan lalu dibawa ke rumah sakit," jelasnya.
Korban Meninggal di RS
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama sepekan, korban meninggal dunia. Korban disebut tidak mampu bertahan karena infeksi luka penikaman yang dideritanya.
"Iye bapak Subhan wafat jam 2 lebih (dini hari). Menurut dokter, beliau tidak bisa bertahan karena infeksi luka bekas tusukannya," ujar salah satu kerabat Subhan, Ririn kepada wartawan, Rabu (9/10/2024).
Ririn mengungkapkan Subhan sedianya akan dirujuk ke RS di Makassar. Namun kondisinya tak kunjung membaik.
"Kemarin itu tiba-tiba masuk ICU, karena kesadaran Pak Subhan menurun. Jadi keluarga sepakat untuk mau rujuk ke Makassar, karena pertimbangan kondisi kesehatan, dokter menyarankan untuk menunda," ungkapnya.
(hmw/hsr)