Kronologi Pensiunan TNI Pengawal Paslon Bupati Bantaeng Ditikam OTK

Kronologi Pensiunan TNI Pengawal Paslon Bupati Bantaeng Ditikam OTK

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 03 Okt 2024 07:00 WIB
Klitih Itu Apa? Pergeseran Makna di Balik SriSultanYogyaDaruratKlitih
Foto: detikcom
Bantaeng -

Purnawirawan TNI bernama Subhan (61) di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi korban penikaman oleh orang tidak dikenal (OTK). Korban yang juga pengawal pribadi pasangan calon (paslon) bupati Bantaeng nomor urut 1, M Fathul Fauzy Nurdin-Sahabuddin (UJI-SAH) ditikam di depan rumahnya.

Penikaman itu terjadi di Kampung Beloparang, Bantaeng, Rabu (2/10) sekitar pukul 02.20 Wita. Subhan mengaku diserang oleh dua orang pengendara motor saat baru pulang dari Rumah Pemenangan UJI-SAH Bontoatu.

"Jadi pelakunya dua orang. Satu di motor stand by, satu pelaku menikam. Setelah penikaman pelaku langsung melarikan diri," kata Subhan kepada wartawan, Rabu (2/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Subhan yang masih dalam keadaan sadar usai ditikam kemudian mengendarai motornya ke Polsek Bissappu. Saat tiba di kantor polisi, Subhan pun pingsan dan dibawa ke rumah sakit.

"Saya bawa motor sambil memegang luka. Karena darah dan usus saya keluar. Di kantor polisi saya pingsan dan lalu dibawa ke rumah sakit," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Polisi Imbau Warga Tak Terprovokasi

Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Akhmad Marzuki mengatakan pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Sejumlah saksi telah dimintai keterangan termasuk memeriksa CCTV di sekitar lokasi.

"Saat ini kita sudah melakukan olah TKP, meminta keterangan korban, dan saksi-saksi dan membuka CCTV di jalur-jalur yang dilewati korban," kata Akhmad Marzuki kepada wartawan, Rabu (2/10).

Akhmad menegaskan pihaknya akan mengusut kasus tersebut dan segera menangkap pelaku. Dia pun meminta masyarakat memberikan kepercayaan kepada polisi mengungkap kasus penikaman ini.

"Berikan kepercayaan kepada kami, tim kepolisian untuk melakukan langkah-langkah hukum untuk melakukan pengungkapan kasus dan menemukan tersangkanya," katanya.

Dia pun mengimbau agar masyarakat Bantaeng tidak terhasut oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya. Akhmad juga menegaskan tidak semua tindak pidana yang terjadi di momen pilkada dikaitkan dengan politik.

"Terkait kasus penikaman masih proses penyelidikan. Seluruh lapisan masyarakat Bantaeng jangan dijadikan setiap kejadian selalu dikaitkan dengan situasi pilkada," imbuhnya.

"Apabila ada masalah atau dugaan tindak pidana terjadi maka jangan langsung disimpulkan bahwa motif politik. Akan tetapi setelah pelaku ditemukan dan saksi-saksi telah diperiksa serta berkesesuaian dengan olah TKP dan bukti-bukti yang ada maka dapat disimpulkan motif dari kejadian," tambahnya.




(hsr/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads