Massa dari Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, menyerang warga Kampung Wakia, Kabupaten Mimika gegara masalah tapal batas dan lokasi tambang ilegal. Penyerangan itu dipicu pembukaan tambang ilegal di wilayah Wakia oleh kepala suku setempat.
Kapolres Mimika AKBP I Komang Budiartha mengatakan warga Dogiyai mengklaim Kampung Wakia masuk wilayahnya dan melarang aktivitas tambang di wilayah tersebut. Mereka lalu menyerang warga Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah, Senin (26/8).
"Jadi masyarakat Dogiyai mengklaim Kampung Wakia, Distrik Mimika Barat Tengah, Kabupaten Mimika itu masih masuk wilayah Dogiyai, sebenarnya itu masalah tapal batas," kata Komang Budiartha kepada detikcom, Sabtu (31/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, dari kepala suku mereka (warga Dogiyai) tidak mau ada pertambangan ilegal itu tapi dari kepala kampung dari Wakia itu membuka lahan itu untuk pertambangan," lanjutnya.
Komang membenarkan bahwa massa turut membawa panah namun tidak digunakan menyerang warga. Dia menyebut massa saat itu hanya membakar rumah kosong milik kepala Kampung Wakia.
"Iya (ada panah) tapi hanya bakar saja. Memang yang dibakar yaitu rumah kosong di sana punya kepala kampung Wakia," ungkapnya.
Dia menuturkan setelah penyerangan tersebut warga diungsikan ke Kampung Uta untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Kampung Wakia kini sudah tidak berpenghuni.
"Di Wakia sudah tidak ada, sudah diungsikan ke Kampung Uta, pesisir. Oleh Kapolsek Timika Barat Tengah itu sudah mengevakuasi masyarakat di sekitar situ, biar tidak terjadi hal-hal negatif terutama ibu-ibu dan anak-anak yang sudah diungsikan sejak kejadian Senin malam itu," bebernya.
Komang mengungkapkan secara administrasi Kampung Wakia masuk wilayah Kabupaten Mimika. Hanya saja, hal itu masih menjadi pembahasan di tingkat pemerintah.
"Wakia itu iya (masuk Mimika) karena masalah administrasi tapal batas itukan lagi dibahas itu," bebernya.
Komang menambahkan tidak ada massa yang diamankan. Pasalnya setelah membakar rumah kepala kampung, para pelaku lari kedalam hutan.
"Tidak ada (yang diamankan), mereka langsung lari ke lokasi tambang yang ada di tengah hutan," tutupnya.
(hsr/sar)