Siasat Ibu Muda di Kalbar Tutupi Pembunuhan Sadis Anak Tiri yang Masih Bocah

Kalimantan Barat

Siasat Ibu Muda di Kalbar Tutupi Pembunuhan Sadis Anak Tiri yang Masih Bocah

Riani Rahayu - detikSulsel
Sabtu, 24 Agu 2024 07:20 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Foto: istimewa
Pontianak -

Ibu muda bernama Iftahurrahman (24) di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), tega menelantarkan dan menganiaya anak tirinya, Ahmad Nizam Alfahri (6) hingga tewas. Pelaku menutupi pembunuhan sadis itu dengan berbohong ke suaminya bahwa korban diculik orang tidak dikenal (OTK).

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Raden Petit Wijaya mengatakan korban meninggal akibat dianiaya oleh ibu tirinya pada Selasa (20/8). Pelaku lalu menyeret mayat korban ke belakang rumah kemudian dibungkus plastik dan dimasukkan dalam karung.

"Korban mengalami kekerasan dan penelantaran oleh ibu tirinya yang menyebabkan meninggal dunia kemudian dibungkus menggunakan plastik dan karung," ujar Kombes Raden Petit Wijaya kepada detikcom, Jumat (23/8/2024).

Belakangan, suami pelaku atau ayah kandung korban pulang ke rumah setelah bekerja di Kabupaten Sintang, Rabu (21/8). Saat itu, korban sudah tidak terlihat sehingga pelaku memberikan penjelasan ke suaminya bahwa korban dijemput dua orang tidak dikenal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku beralibi bahwa korban sudah diberikan kedua orang laki-laki yang disuruh oleh ayah korban untuk menjemput korban," terang Petit.

Petit menuturkan ayah korban percaya dengan penjelasan pelaku atau ibu tiri korban. Selanjutnya, ayah korban dan pelaku melaporkan kasus dugaan penculikan itu ke Mapolda Kalbar.

ADVERTISEMENT

"Mendapatkan penjelasan seperti itu dari pelaku, ayah korban percaya dan menganggap bahwa korban telah diculik. Pada tanggal 21 Agustus, ayah korban dan pelaku mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat Laporan Polisi tentang penculikan," bebernya.

Lebih lanjut, Petit mengatakan pelaku tidak hanya berbohong ke suaminya. Pelaku juga memberikan keterangan palsu saat diperiksa polisi.

"Setelah menceritakan tentang sesuatu yang bohong kepada petugas, ayah korban dan pelaku kembali pulang ke rumah untuk beristirahat, karena petugas berjanji akan ke rumah untuk melakukan pengecekan CCTV," ucap Petit.

Saat laporan dugaan penculikan diselidiki, polisi rupanya kesulitan menemukan barang bukti terkait kasus tersebut. Polisi juga tidak mendapati bukti rekaman CCTV yang memperkuat dugaan penculikan tersebut.

Petit mengungkap dugaan korban meninggal terungkap setelah ayah kandung korban menerima informasi dari mertuanya atau ayah pelaku sendiri. Pelaku diduga sempat menceritakan pembunuhan itu ke ayahnya sendiri.

"Pelapor (ayah kandung korban) ditelepon oleh mertuanya yang ada di Sumatera dan menyampaikan bahwa korban telah meninggal dan posisi korban masih berada di sekitaran rumah. Mertua dari ayah korban mengatakan bahwa mendapatkan informasi langsung dari pelaku," ungkapnya.

Ayah kandung korban pun melakukan pencarian hingga mendapati adanya bau menyengat di samping rumah. Mayat korban pun ditemukan di dalam karung di rumahnya di Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kamis (22/8) sekitar pukul 19.05 WIB.

"Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus oleh plastik warna hitam dan hijau, dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya," paparnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads