Persaingan bisnis membuat pedagang berinisial MA (31) nekat berpura-pura menjadi polisi wanita (polwan) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Wanita itu menyamar menjadi anggota polisi agar bisnisnya tidak diganggu.
Kanit Resume Satreskrim Polres Polman, Iptu Iwan Rusmana menjelaskan, kasus ini terungkap berdasarkan informasi dari masyarakat. MA dicurigai saat melakukan sosialisasi atau penyuluhan di sejumlah sekolah hingga lembaga pemasyarakatan (lapas).
"Pada awalnya ada laporan, ada seseorang yang mengaku polwan dari Mabes Polri berpangkat Iptu memberikan motivasi dan penyuluhan di salah satu SD," ujar Iwan Rusmana kepada wartawan, Selasa (13/8/2024).
Polres Polman yang melakukan penyelidikan pun mengamankan MA di tempat usahanya di Kecamatan Tapango, Senin (12/8). Seragam Polri yang digunakan MA turut disita polisi sebagai barang bukti.
"Dia mau memberi kesan kepada saingan usahanya bahwa dia seorang polisi, sehingga tidak dapat diganggu. Itu motivasinya sehingga mengaku sebagai polwan," ungkapnya.
Namun Iwan tidak menjelaskan lebih jauh motif persaingan usaha di balik perbuatan MA memutuskan menyamar menjadi polwan. Penyidik belum mengungkap pihak yang hendak disoroti oleh MA.
"Cuma itu takut usahanya disaingi sehingga dia mengaku sebagai seorang polwan. Dengan harapan orang yang akan menyaingi usahanya itu untuk berpikir dua kali," bebernya.
Menurut Iwan, MA sempat datang ke Lapas Kelas IIB Polewali dengan mengenakan atribut Polri. MA tampil seolah-olah menjadi aparat penegak hukum yang memberikan motivasi kepada narapidana.
"Itu memberikan motivasi dan penyuluhan di salah satu SD di Wonomulyo. Dia juga memberikan sosialisasi dan penyuluhan di Lapas Polewali," sebut Iwan.
Iwan menuturkan, pelaku memiliki toko yang menjual berbagai macam barang. MA juga menjalankan bisnis yang bergerak di bidang percetakan.
"Banyak usaha yang digeluti, salah satunya percetakan, ada juga BRIlink ada pegadaian juga," terangnya.
Atribut Polri Dibeli via Online
Iwan mengungkap, aksi MA menyamar menjadi polwan dilakukan sejak Oktober 2023. Adapun seragam polisi yang kerap dipakai MA diperoleh secara online.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan yang kami lakukan itu sejak bulan 10 tahun 2023. (Atribut Polri) Didapatkan dari online," ungkap Iwan.
Dia menambahkan, penyidik masih mendalami kasus tersebut. Iwan menyebut sejauh ini polisi belum menerima laporan masyarakat yang menjadi korban atau dirugikan akibat perbuatan MA.
"(Penanganan hukum) untuk saat ini masih lidik, kami masih mengumpulkan alat-alat bukti, pemeriksaan saksi-saksi," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
(sar/ata)