Kecurigaan Polisi KKB Egianus Kogoya Otaki Pembunuhan Pilot Helikopter Glen

Kecurigaan Polisi KKB Egianus Kogoya Otaki Pembunuhan Pilot Helikopter Glen

Juhra Nasir - detikSulsel
Rabu, 07 Agu 2024 09:38 WIB
Satgas Damai Cartenz menampilkan foto pilot helikopter yang tewas dibunuh KKB di Mimika.
Foto: Satgas Damai Cartenz menampilkan foto pilot helikopter yang tewas dibunuh KKB di Mimika. (Dok. Istimewa)
Mimika -

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berbuat ulah dengan membunuh pilot helikopter bernama Glen Malcolm Conning (50) di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Polisi mencurigai serangan keji itu dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya.

KKB membunuh pilot berkebangsaan Selandia Baru itu di Distrik Alama, Mimika, Senin (5/8) sekitar pukul 10.00 WIT. Saat itu, helikopter baru mendarat dari Bandara Mosez Kilangin Timika dan didatangi KKB diduga kelompok Egianus Kogoya.

"Diduga KKB Nduga Kelompok Egianus Kogoya (yang) lakukan pembunuhan terhadap pilot," ujar Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Bayu Suseno kepada detikcom, Selasa (6/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kombes Bayu pun mengungkap alasan pihaknya mencurigai Egianus. Salah satunya karena Distrik Alama yang menjadi lokasi serangan memang kerap menjadi wilayah operasi kelompok Egianus Kogoya.

Lebih lanjut Egianus Kogoya menjelaskan bahwa KKB kelompok Egianus Kogoya juga kerap melakukan propaganda, salah satunya soal penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Martens. Dia mengatakan aparat tengah melakukan pengejaran terhadap para pelaku.

ADVERTISEMENT

"Berita tentang rencana pembebasan sandera pilot Philip yang mereka katakan akan dilepas, itu hanya propaganda belakang. Nyatanya hari ini terjadi lagi kan? Pilot asing dibunuh oleh KKB di Distrik Alama, Kabupaten Mimika," bebernya.

Bayu juga menyayangkan insiden pembunuhan ini. Pasalnya, pilot Glen menjadi korban saat mengantar tenaga kesehatan (nakes) ke wilayah Distrik Alama.

"Saat itu, pilot sedang melakukan kegiatan kemanusiaan dengan mengantar tenaga medis menuju Distrik Alama. Ini bukti nyata KKB adalah pelaku kriminal, penjahat yang menyebarkan propaganda semata," tuturnya.

Pembunuhan Pilot Berujung Penerbangan Disetop

Aksi KKB membunuh pilot Glen menimbulkan setidaknya dampak buruk ke warga setempat. Pertama, insiden itu menyebabkan penerbangan ke Distrik Alama disetop hingga batas waktu yang tak ditentukan.

"Penerbangan ke Distrik Alama untuk sementara tidak dilakukan," ujar Bayu.

Kedua, pemberhentian sementara penerbangan sekaligus membuat proses distribusi ke Distrik Alama ikut terhenti. Akibatnya, masyarakat Distrik Alama tidak memperoleh pasokan bahan makanan dan obat-obatan.

"Tindakan yang dilakukan KKB di Distrik Alama adalah aksi yang kejam dan membuat masyarakat Alama kesulitan memperoleh dukungan bahan makanan dan fasilitas kesehatan," ujarnya.

Menurut Bayu, penerbangan sengaja dihentikan sementara karena aparat melakukan penyisiran dan mengejar KKB yang membunuh Glen Malcolm Conning. Dia menyadari kebijakan tersebut akan membuat warga Distrik Alama mengalami kesulitan.

"Penerbangan ke Distrik Alama untuk sementara tidak dilakukan karena kami sedang melakukan kegiatan penyisiran dan penegakan hukum di sana," katanya.

13 Nakes-Guru Dievakuasi

Serangan mematikan KKB terhadap pilot Glen membuat aparat melakukan evakuasi terhadap 13 orang dari Distrik Alama. Mereka merupakan tenaga kesehatan (nakes) dan guru.

Warga tersebut dievakuasi menggunakan 3 helikopter bell ke Aero Modeling Lanud Yohanis Kapiyau Mimika, Selasa (6/8). Mereka yang dievakuasi yakni 8 orang nakes, 2 orang guru dan 3 anak-anak.

"Ke-13 masyarakat yang berhasil dievakuasi dari Distrik Alama ini telah tiba dengan selamat di Mimika. Mereka juga akan membantu penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tragis ini karena mereka juga saksi atas kekejaman KKB terhadap pilot Glen," kata Bayu.

Kombes Bayu menegaskan aparat gabungan TNI dan Polri berkomitmen menjaga keamanan dan melindungi warga dari ancaman KKB di Papua Tengah.

"Satgas Ops Damai Cartenz-2024 bersama TNI-Polri berkomitmen menjaga keamanan dan melindungi masyarakat dari ancaman KKB di wilayah Papua Tengah," tegasnya.




(hmw/hmw)

Hide Ads