Pria berinisial RD di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), diamankan polisi terkait kasus dugaan penipuan tiket konser Sheila on 7. Pelaku diduga meraup keuntungan dari aksi tipu-tipu tersebut sebesar Rp 270 juta.
"Pelaku sudah menerima uang melalui transfer Rp 270 juta," ujar Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Ferry Putra Samudra kepada detikcom, Sabtu (27/7/2024).
Kompol Ferry mengatakan RD diamankan setelah dibawa oleh puluhan korban ke Polresta Samarinda, Kamis (25/7) dini hari. Saat itu, korban mendatangi RD di salah satu hotel di Samarinda untuk menanyakan kejelasan tiket konser yang telah dibayar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku diamankan Kamis dini hari, di mana sebelumnya pelaku didatangi para korban dan menyerahkan ke Polresta," terangnya.
Ferry menuturkan, RD melancarkan aksinya dengan mengaku mendapatkan kuota 460 tiket konser Sheila on 7. Dia menjual tiket konser tersebut dengan harga Rp 525 ribu hingga Rp 625 ribu.
"Karena biasanya orang-orang Samarinda kalau kehabisan tiket pasti akan menghubungi pelaku dan membeli tiket lewat pelaku karena pernah memegang konser sebelumnya," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ferry mengatakan RD mengaku telah mentransfer uang tiket ke rekannya inisial AG senilai Rp 130 juta. Namun tiket yang dijanjikan tak kunjung diberikan sehingga RD tidak bisa berbuat banyak saat dimintai tiket oleh para korban.
"Uang yang telah diterima pelaku digunakan sebagian ditransfer kepada AG, Rp 130 juta untuk membayar tiket yang telah dijanjikan AG dan pelaku tidak ada menerima tiket tersebut, kemudian sisanya sebesar Rp 140 juta digunakan untuk kepentingan pribadi," jelasnya.
Saat ini RD masih menjalani pemeriksaan di Polresta Samarinda guna proses lebih lanjut. Sementara dari ratusan korban, baru 3 orang yang membuat laporan polisi.
"Masih didalami, saat ini sudah ada 3 korban yang melapor," pungkasnya.
Untuk diketahui, konser Sheila on 7 diselenggarakan di Stadion Utama Palaran, Samarinda pada Sabtu (27/7). Kota Samarinda menjadi titik pertama dalam Tur Konser Sheila On 7 bertajuk 'Tunggu Aku di' sebelum 4 kota lainnya di Indonesia.
(hsr/sar)