Mantan Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulawesi Utara (Sulut) berinisial AP (39) mengaku diperkosa oleh pria berinisial ER yang merupakan mantan staf Kantor Walhi di Jakarta. Insiden itu membuat korban hamil hingga telah melahirkan anak pelaku.
AP mengatakan dirinya diperkosa ER di Kantor Walhi Manado pada Februari 2014 silam. Saat itu AP diantar oleh ER ke kantor dalam keadaan mabuk.
"Setelah (tiba) di dalam kantor saya mencari kunci kamar tapi kunci kamar di atas sudah tidak ada akhirnya saya tidur di dapur dekat kamar mandi. Setelah saya tidur, saya sudah tidak sadar apa-apa karena mabuk," ujarnya kepada wartawan, Rabu (17/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AP mengaku kaget saat bangun tidur mendapati dirinya sudah berganti pakaian dan berada di kamarnya. Dia merasa janggal dengan kejadian tersebut hingga 4 bulan berlalu, AP mengetahui dirinya tengah hamil.
"Sejak malam itu saya merasa tidak tenang hingga 4 bulan saya baru sadar tidak haid (datang bulan). Setelah saya tes kehamilan ternyata hasilnya positif, sama dengan ciri-ciri seorang wanita yang sedang hamil," katanya.
AP menduga ER menjadi pelaku usai mendapatkan pengakuan dari AM yang bertugas menjaga kantor saat itu. Kepada AP, AM mengaku sempat melihat ER berada di kantor tersebut saat dirinya tidak sadarkan diri.
"Saya sadar dan bangun karena ada seorang Bapak Alm. AM yang memberitahu saya bahwa tadi malam ada ER yang diduga pelaku mengantar saya pulang, ER mengantar saya dan membuka kamar saya dan ER juga sempat tidur di kantor dan minum kopi," terangnya
Saat mengetahui dirinya hamil, AP meminta pertanggungjawaban ER namun tak digubris pelaku. Menurutnya, ER malah memberikan uang sebesar Rp 1,5 juta untuk menggugurkan kandungannya.
"Uang tersebut tidak saya gunakan untuk menggugurkan kandungan, melainkan saya memutuskan untuk melahirkan," ungkapnya.
Setelah melahirkan 9 bulan kemudian, AP mengaku masih meminta pertanggungjawaban dari ER. Pihaknya juga telah mengirim surat keberatan ke Walhi Nasional pada 6 Juni 2023, namun belum mendapatkan respons positif.
"Tiba saatnya anak saya lahir 9 bulan 1 minggu saya masih berharap oknum tersebut mau bertanggung jawab ternyata tetap tidak. Terakhir saya dan keluarga mengurusnya sendiri tanpa tanggung jawab dari ER," paparnya.
detikcom telah berupaya untuk mengkonfirmasi ER. Namun hingga berita ini diterbitkan, panggilan telepon dan WhatsApp yang dikirimkan belum direspons.
(ata/ata)