Bentrokan antarsuku yang menewaskan 3 orang di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, ternyata masih terkait kasus pemilihan legislatif (Pileg) 2024. Polisi masih mendalami pemicu bentrokan maut tersebut kembali pecah.
"Masih terkait rentetan peristiwa konflik Pemilu 2 kubu di Nduga," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo kepada detikcom, Kamis (4/7/2024).
Benny mengatakan pihaknya masih menyelidiki pemicu bentrokan antarsuku tersebut kembali pecah. Pihaknya juga masih mendalami para pelaku yang terlibat bentrokan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini masih diselidiki dan mencari saksi-saksi yang melihat atau mengetahui kejadian (penyebab 2 pendatang tersebut tewas). Karena situasi chaos perang suku saat itu. Masih penyelidikan (terkait para pelaku)," katanya.
Diketahui, bentrokan antarsuku tersebut terjadi di Kota Kenyam, tepatnya di depan rumah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Nduga, Selasa (2/7) sekitar pukul 11.45 WIT. Dua warga pendatang yang tewas bernama Marianus Gery (63) dan Abraham Runga (51).
"Dua kelompok tersebut melakukan aksi saling serang di depan rumah Sekda Kabupaten Nduga. Tidak berselang lama terdapat 2 orang masyarakat pendatang dievakuasi setelah mendapatkan penyerangan dari kubu yang sedang bertikai," bebernya.
Benny menambahkan pihaknya kemudian melakukan penyisiran dan menemukan 1 jasad tanpa identitas. Dia mengungkapkan jasad tersebut masih dalam penyelidikan.
"Saat ditelusuri kembali oleh tim, terdapat 1 orang dalam keadaan meninggal dunia yang kini identitas dan penyebabnya masih diselidiki oleh Polres Nduga," ujarnya.
Bentrokan Saat Penghitungan Suara
Bentrokan antarasuku awalnya terjadi di Distrik Geselma, Kabupaten Nduga pada Kamis (15/2) sekitar pukul 14.30 WIT. Saat itu, masyarakat tengah melakukan pemungutan suara untuk caleg yang disepakati bersama.
"Peristiwa dimulai saat tengah dilakukan perhitungan suara di Distrik Geselma dan pembagian suara untuk ketiga caleg telah disepakati," kata Kapolres Nduga AKBP Vinsensius Jimmy Parapaga dalam keterangannya, Sabtu (17/2).
Vinsensius mengatakan cekcok mulai terjadi saat Kepala Distrik Geselma mendapat ancaman dari Kepala Dinas Bencana Alam Kabupaten Nduga. Namun Vinsensius tidak menyebutkan detail bentuk ancaman yang dimaksud.
"Situasi memanas ketika kepala Distrik mendapat ancaman dari kepala Dinas Bencana Alam, yang memicu keributan dan saling serang di antara kedua kubu," tuturnya
Kedua kelompok warga saling serang menggunakan senjata tajam. Insiden ini menyebabkan dua orang luka-luka karena terkena anak panah.
"Ada tiga korban dalam peristiwa tersebut, dengan satu orang meninggal dunia dan dua lainnya luka akibat terkena panah," ungkap Vinsensius.
(hsr/asm)