"JS akhirnya bersedia menyerahkan diri kepada aparat keamanan dalam hal ini Satgas Yonif 623/BWU dibantu pendekatan oleh Pemda dan tokoh masyarakat," kata Dansatgas Yonif 623/BWU Letkol Inf Dimas Yamma Putra dalam keterangannya, Senin (6/5/2024).
Dimas mengatakan JS menyerahkan diri di Kampung Aisyo, Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat pada Minggu (5/5). JS menyerahkan diri setelah dijemput oleh tokoh masyarakat dan intelektual Aifat Timur Raya.
"Melalui berbagai upaya pendekatan yang positif oleh Satgas Yonif 623/BWU kepada masyarakat, juga dibantu pendekatan dari jajaran pemerintah daerah, JS bersedia untuk menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama tokoh intelektual," ungkapnya.
Sementara itu Pasi Intel Satgas Yonif 623/BWU Lettu Inf Gema Pratama Waroka menyebut JS diduga tersangka utama yang melesatkan anak panah kepada salah satu anggota Pos Koramil 1809-02 Aifat Kodim 1809/Maybrat di Kumurkek pada 2023 lalu.
"Penyerangan itu yang menyebabkan korban satu personel terluka di punggung dan JS menjadi salah satu orang dalam daftar pencarian orang Polres Maybrat," ungkapnya.
Kepada aparat, JS mengakui dirinya langsung kabur ke hutan lalu bergabung bersama kelompok OPM selama 1 tahun 5 bulan. JS juga mengakui dirinya terlibat dalam pembakaran ekskavator pembangunan puskesmas di Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur.
"Saat itu saya melakukan pemanahan ke anggota karena pengaruh minuman keras, lalu karena takut terpaksa saya lari ke hutan, tinggal di hutan bersama kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya, namun tidak nyaman karena mereka tidak baik sehingga saya bawa diri ke sini dengan bantuan Bapak Falen Sidik untuk melapor bahwa saya ingin kembali ke NKRI," ujar JS, dalam keterangan yang disampaikan pihak TNI.
(hmw/hsr)