2 Wanita Diperkosa Massa Demo Ricuh di Nabire Alami Trauma

2 Wanita Diperkosa Massa Demo Ricuh di Nabire Alami Trauma

Juhra Nasir - detikSulsel
Senin, 08 Apr 2024 13:25 WIB
Little girl suffering bullying raises her palm asking to stop the violence
Foto: iStock
Nabire - Dua wanita korban perkosaan massa aksi ricuh di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, mengalami trauma. Hal itu membuat polisi belum bisa memeriksa keterangan kedua korban.

"Kami belum ambil keterangan karena masih trauma," kata Kasat Reskrim Polres Nabire AKP Bertu Haridyka Eka Anwar kepada detikcom, Senin (8/4/2024).

Bertu mengatakan kedua korban sudah berada di rumahnya. Saat ini, Bertu menyebut korban masih dalam tahap penyembuhan lantaran sempat dianiaya para pelaku.

"Akibat kejadian tersebut korban menderita luka-luka di bagian wajah kemudian kehilangan motor, HP korban," kata Bertu.

"Untuk sementara korban sudah kembali ke rumah dan kita fokus dalam pengobatan," ujarnya.

Bertu menuturkan pascademo ricuh tersebut pihaknya menerima tujuh laporan polisi, yakni pencurian, pembakaran rumah warga, pemerkosaan. Tujuh tindak pidana itu terjadi di sejumlah lokasi aksi.

"Kalau secara keseluruhan itu terjadi banyak tindak pidana, aksi massa ini menyebabkan ada tindak pidana yakni pembakaran rumah marbot, curas disertai pemerkosaan, percobaan pembakaran rumah masyarakat juga, pembakaran kendaraan dan penganiayaan masyarakat yang melintas, pencurian kendaraan milik tukang ojek, perusakan rumah warga," tuturnya.

"Jadi ada 7 kejadian tindak pidana di berbagai tempat karena massa ini ada beberapa titik kumpul," tambahnya.

Dia melanjutkan massa yang dibubarkan itu bukanlah masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi melainkan sekelompok orang yang ingin membuat kericuhan.

"Jadi saat dipukul mundur mereka ini bukan orang-orang yang ingin menyampaikan aspirasi tapi tindak pidana jadi dia merusak dan menghadang orang yang lewat," ungkapnya.

Seperti diketahui, demo itu berlangsung di enam titik, salah satunya di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire pada Jumat (5/4). Massa melakukan pembakaran ban, pemalangan dengan tiang listrik, kayu, batu dan lain sebagainya hingga akhirnya dibubarkan polisi.


(hmw/sar)

Hide Ads