Janda bernama Rosdiana (38) di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), kena tipu iming-iming mahar senilai Rp 1,7 miliar dari pria bernama Syamsurizal Bunga Raya (60). Uang Rp 1,7 miliar yang diberikan sebagai mahar ternyata daun kering.
Melansir detikBali, Senin (1/4/2024), penipuan itu bermula ketika dirinya dijodohkan oleh kenalannya bernama Arifuddin dengan Syamsurizal. Arifuddin sendiri sudah ia kenal sejak 8 tahun silam.
"Jadi Arifuddin alias Fu ini yang sudah saya kenal 8 tahun, menjodohkan saya dengan Syamsurizal," ujar Rosidana kepada detikBali, Minggu (31/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosdiana mengaku sempat menolak perjodohan itu karena Syamsurizal sudah tua dan asal usul daerahnya tidak jelas. Namun belakangan ia menerima setelah diyakinkan oleh Arifuddin.
"Arifuddin terus meyakinkan saya, bahwa sosok lelaki yang akan menikahi saya adalah kaya raya, banyak uang dan punya banyak mobil. Saya iyakan dan terima saja," katanya.
Setelah mendapat lampu hijau dari Rosdiana, Arifuddin dan Syamsurizal langsung mendatangi rumahnya di Desa Ragi pada Senin (25/3). Saat itulah Rosdiana dan Syamsurizal pertama kali bertemu untuk membahas mahar hingga jadwal pernikahan yang disepakati akan digelar setelah Lebaran Idul Fitri.
"Mahar yang disepakati waktu itu, senilai Rp 1,7 miliar. Uangnya langsung dibawa saat pertemuan pakai tas dan dus mie instan," ungkap Rosdiana.
Selang beberapa hari setelah pertemuan itu atau tepatnya pada Kamis (28/3), Rosdiana menyebut Arifuddin dan Syamsurizal datang lagi dengan membawa koper dan tas yang berisi uang Rp 3,3 miliar. Adapun uang itu disebut akan digunakan untuk membangun rumah dan toko bangunan di kampung Rosdiana.
"Total uang yang dibawa ada Rp 5 miliar. Syamsurizal dan Arifuddin membawa uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ini di dalam koper dan tas ini menggunakan mobil," katanya.
Rosdiana mengaku percaya dengan jumlah uang tersebut. Pasalnya dirinya sempat ditunjukkan, bahkan ia sempat mengabadikannya dengan kamera ponselnya. Hanya saja, ia tidak diperbolehkan untuk membuka semua isi koper, tas, dan dus mie instan itu.
"Banyak yang saksikan uang ini ada dan asli. Tapi kami tidak disuruh untuk membuka semuanya, sebelum saya sah menjadi istri Syamsurizal," tuturnya.
Keluarganya sendiri awalnya juga tidak menaruh curiga pada orang tersebut. Bahkan saat Syamsurizal meminta uang Rp 3 juta kepadanya dan beras satu karung, langsung diberikan. Begitupun saat pertemuan kedua, dia kembali menyerahkan uang Rp 3 juta sesuai permintaan Syamsurizal.
"Tapi saat Jumat (29/3), dia (Syamsurizal) meminta lagi uang Rp 5 juta. Di sini keluarga saya mulai sadar, menjadi korban penipuan dan saya dihipnotis," katanya.
Barulah saat itu ia merasa ada yang tidak beres. Koper, tas, dan dus tersebut yang berisikan uang itu akhirnya dibuka. Siapa sangka, isinya hanya daun kering yang mulai membusuk.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Setelah ditelusuri, Syamsurizal terkenal dengan aksinya itu. Bahkan mobil yang dipakai dan diklaim miliknya selama ini, ternyata merupakan mobil sewaan.
"Saya adalah korban yang kesekian. Selain modus yang berbeda, Syamsurizal ini melancarkan aksinya di lokasi yang berbeda yakni di Bima dan Dompu. Bahkan di Dompu sudah ada lima korban. Sasarannya orang-orang yang tak mampu dan terlilit utang," tuturnya.
Rosdiana pun mengaku menjadi korban hipnotis dalam peristiwa ini. Hal tersebut ia yakini lantaran selama 6 hari dirinya terus menuruti permintaan dari Syamsurizal.
"Saya merasa dihipnotis. Soalnya selama 6 hari kenalan, semua saya ikuti dan turuti apapun permintaan dari orang ini," ucapnya.
Meski menjadi korban penipuan dan dihipnotis oleh Syamsurizal, Rosdiana menegaskan takkan membawa persoalan itu ke ranah hukum atau melapor ke polisi. Sebab menurutnya, hal itu hanya membuang tenaga dan waktunya sebagai pedagang rempah-rempah.
"Sudah saya ikhlasin. Saya bersama keluarga bersepakat takkan melapor ke polisi atau memprosesnya ke jalur hukum," kata Rosdiana.