"Dulunya guru terus ditempatkan di kantor kementerian agama," ujar keluarga korban bernama Jusman kepada detikcom, Rabu (20/3/2024).
Sebelum meninggal, korban BT sedang sakit hingga melakukan kontrol di di Rumah Sakit Jiwa (RSDJ) Atma Husada Samarinda bersama suaminya pada Rabu (31/1). Menurut Jusman, korban memang ada gangguan kejiwaan.
"Ibu guru itu memang kan ada gangguan kejiwaan," katanya.
Lebih lanjut menjelaskan bahwa meskipun ada gangguan kejiwaan, korban tidak pernah bertindak anarkis. Korban justru kerap bernyanyi.
"Karena dia kerja di kementerian agama itu bisa ditanyakan gimana keseharian dia," kata Jusman.
"Ibu guru ini kalau posisi lagi kumat dia lakukan nyanyi berdoa," sambungnya.
Korban Hilang Usai Kontrol di RSDJ
Pihak kepolisian mengungkap korban BT ditemani oleh suaminya saat melakukan kontrol ke RSDJ Atma Husada Samarinda. Hingga akhirnya korban merasa haus sehingga suaminya beranjak membeli air minum.
"Itu tanggal 31 Januari saat kontrol. Selesai kontrol sambil menunggu obat korban bilang sama suaminya kalau dia haus. Jadi suaminya pergi beli minuman dan suaminya sempat pesan ke istri nya (korban) tunggu aja di sini jangan kemana-mana," ujar Kapolsek Samarinda Kota Kompol Tri Satria Firdaus kepada detikcom, Senin (18/3).
Tak lama berselang membeli minuman, suami TB pun dikejutkan lantaran TB telah telah menghilang dari RSDJ. Padahal, suami korban pergi tidak lama.
"Setelah 7 menit, si suami ini datang beli air korban sudah tidak ada lagi di (RS Jiwa). Kalau hasil penyelidikan dia jalan sendiri jalan kaki," kata Tri.
Belakangan korban TB ditemukan tewas di dalam gudang apotek Kimia Farma Jalan P Hidayatullah, Kecamatan Samarinda Kota, Samarinda pada Minggu (18/2). Menurut keterangan pegawai Kimia Farma, saat itu TB datang sendiri dan pamit menumpang ke toilet dan membuang sampah.
"Iya dia ke belakang buang sampah sama ke toilet. Setelah itu tidak ada kabar karena saat itu kan pasien ramai juga, jadi pegawai tidak merhatiin lagi," sebutnya.
(hmw/hmw)