Nasib malang dialami santri Pesantren Tahfizul Quran Hidayatullah di Kota Ternate, Maluku Utara, berinisial AR (16). Korban dikeroyok sekelompok remaja yang melakukan penyerangan di dalam pesantren hingga tangannya patah.
Insiden itu terjadi Pondok Pesantren Tahfizul Quran Hidayatullah di Kelurahan Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, pada Sabtu (27/1) sekitar pukul 22.30 WIT. Korban mulanya diberi tahu oleh temannya jika ada sekelompok remaja di luar pesantren yang hendak melakukan penyerangan.
"Awalnya korban dikasih tahu sama salah satu temannya, katanya itu nanti jam 22.30 WIT ada sekelompok massa dari luar mau nyerang pondok pesantren," kata Kapolsek Ternate Selatan Iptu Jodi Satya Pradana kepada detikcom, Kamis (1/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya korban berjalan ke masjid di dalam pesantren dengan maksud ingin tidur. Dalam perjalanan, korban AR melihat sekelompok remaja meringsek masuk ke dalam pesantren.
Tak berselang lama, korban melihat seorang pelaku memegang besi dan hendak melakukan pemukulan terhadap seorang ustaz. Korban pun sontak menghalau pelaku dengan cara menendang hingga besi tersebut terlepas.
"Setelah itu korban lari, tiba-tiba salah satu pelaku dari belakang memukul korban dan kena kepala bagian belakang korban. Kemudian salah satu pelaku memukul korban pakai kayu dan kena tangan kanan korban sampai patah, (dari situ terjadi tindakan pengeroyokan?) iya (korban dikeroyok)," ujarnya.
Setelah insiden itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan hingga mengamankan sebanyak 10 orang terduga pelaku penyerangan. Mereka ditangkap di beberapa lokasi di daerah Ternate bagian selatan.
"Para terduga pelaku kami amankan kemarin malam di rumah orang tua mereka masing-masing. Ada yang di Kelurahan Sasa, Kelurahan Gambesi, Kelurahan Foramadiahi, dan Kelurahan Jambula, pokoknya dari Ternate bagian Selatan semua," ujar Jodi.
Lebih lanjut Jodi menuturkan, pihaknya akan melakukan pengembangan usai 10 orang tersebut diamankan. Adapun 10 orang yang diamankan berinisial MF (17), RL (16), MR (17), MIB (17), AP (17), F (18), JH (17), MW (17), MJA (15), dan SR (14).
Terkait motif penyerangan, Jodi menyebut pihak kepolisian masih melakukan pendalaman. Dia juga menyebut kasus ini diambil alih Polres Ternate.
"Intinya dari luar itu mau nyerang pondok pesantren. Motifnya masih kita lakukan pengembangan, masih didalami. Kan ini kasusnya ditangani Polres. Iya, dari 10 orang yang terduga pelaku itu kita lakukan pengembangan (untuk memburu 10 pelaku lainnya)," imbuh Jodi.
Terpisah, Kasi Humas Polres Ternate Iptu Wahyuddin mengatakan kasus tersebut diambil alih Polres Ternate karena para pelaku masih di bawah umur. Saat ini, kasusnya sedang ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Ternate.
"Benar, kasusnya langsung dialihkan ke Polres Ternate, karena rata-rata pelakunya masih di bawah umur. Sementara ditangani oleh PPA," imbuh Wahyuddin.
(asm/ata)