Guru Setrika Punggung Siswa Hafiz di Parepare Jadi Tersangka-Ditahan

Guru Setrika Punggung Siswa Hafiz di Parepare Jadi Tersangka-Ditahan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 28 Jan 2024 19:00 WIB
Santri di Parepare melapor ke polisi usai diduga dianiaya guru.
Foto: Santri di Parepare melapor ke polisi usai diduga dianiaya guru. (dok. istimewa)
Parepare - Oknum guru berinisial MSR alias SR (20) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyetrika punggung siswanya inisial MAG (13) ditetapkan sebagai tersangka. Pelaku pun langsung ditahan di Mapolres Parepare.

"Iya betul (pelaku ditetapkan tersangka dan telah ditahan)" ujar Kasat Reskrim Polres Parepare Iptu Setiawan kepada detikSulsel, Minggu (28/1/2024).

Setiawan mengatakan pelaku ditetapkan tersangka pada Sabtu (28/1). Dia menyebut pelaku juga mengakui perbuatannya menyetrika dua orang siswanya.

"Cepat (diusut kasusnya) karena kan jelas pelakunya," terangnya.

Lanjut Setiawan, dari pemeriksaan terungkap pelaku tega menyetrika punggung korban karena jengkel. Saat itu, korban tidak mau berhenti bermain di tempat tidur padahal sudah dilarang.

"Ditegur tapi masih main. Jadi begitu (jengkel kepada korban)" bebernya.

Atas perbuatannya polisi menerapkan Pasal 80 ayat 1 Juncto 76c Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman 3 tahun 6 bulan dan atau Pasal 351 ayat 1 KUHP tentang penganiayaan berat dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan.

"Kita terapkan pasal berlapis," paparnya.

Diberitakan sebelumnya, SR menyetrika punggung MAG di Pondok Tahfiz Al-Qur-an Khairah Umma, Parepare pada Rabu (24/1) sekitar pukul 08.00 Wita. Peristiwa itu terjadi saat MAG bermain di tempat tidur bersama temannya.

"Istirahat kan jam 8-9 pagi, bisa main-main, bisa istirahat tidur. Ini anak saya main tutup botol di tempat tidur," ungkap Salahuddin kepada detikSulsel, Minggu (28/1).

Salahuddin menuturkan, guru atau pembina tahfiznya saat itu sedang menyetrika di kamarnya hingga melihat aksi siswanya. SR lantas menegur korban dan rekannya untuk menghentikan permainannya.

"Dia sedang main di tempat tidur, ditegur sama gurunya jangan main main begitu. gunakan waktu istirahat untuk tidur," tuturnya.

"Pada saat dia (SR) selesai menyetrika dia bermaksud mengembalikan setrika, tapi dia masih melihat dua anak-anak ini, kan dua anak korban, ada anak saya dan temannya lagi satu orang," tambah Salahuddin.


(hsr/sar)

Hide Ads