Sadisnya Aning Mutilasi Ponakan-Curi Emas Korban demi Gaya Hidup

Sulawesi Utara

Sadisnya Aning Mutilasi Ponakan-Curi Emas Korban demi Gaya Hidup

M Irzal Sudirman - detikSulsel
Minggu, 21 Jan 2024 08:00 WIB
Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara, ditetapkan tersangka kasus mutilasi bocah perempuan TAM.
Foto: Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur. (dok.istimewa)
Bolaang Mongondow Timur -

Ibu muda bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut) tega membunuh keponakannya berinisial TAM (8) dengan cara dimutilasi. Aning membunuh sadis bocah perempuan tersebut karena ingin mencuri perhiasan emas korban demi gaya hidup.

Pembunuhan sadis itu terjadi di Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim, Kamis (18/1) siang. Kasat Reskrim AKP Denny Tampenawas menegaskan pelaku dan keluarga korban tidak memiliki konflik.

"Sampai saat ini tidak ada konflik antara pelaku dengan keluarga korban tapi memang atas dasar ekonomi dari pelaku ini," ujar AKP Denny Tampenawas saat konferensi pers di Mapolresta Boltim, Jumat (19/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Denny mengungkapkan bahwa pelaku kerap hidup bergaya hedonisme. Aning pun diduga gelap mata saat melihat keponakannya itu menggunakan perhiasan anting hingga kalung emas.

"Pelaku suka untuk hidup Hedon sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup itu yang bersangkutan langsung mengambil kesimpulan seperti itu (membunuh dan mencuri perhiasan korban)" tambah Denny.

ADVERTISEMENT

Pelaku Jual Perhiasan Korban

Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi mengatakan pelaku telah merencanakan pembunuhan tersebut. Hal ini dilakukan agar niatnya mengambil perhiasan korban berjalan mulus.

"Pembunuhan tersebut sudah direncanakan sebelumnya agar pelaku dapat mengambil perhiasan emas sudah tanpa diketahui orang lain," terang Sugeng.

Pelaku kemudian menjual emas curian dari korban ke toko emas pada Kamis (18/1). Berdasarkan keterangan saksi dari penjaga toko emas, perhiasan itu dijual pelaku dengan harga Rp 3.670.000.

"(Menurut saksi) ada seorang ibu berambut pirang tidak dikenal dengan membawa seorang anak balita laki-laki sekitar 12.30 Wita membawa kalung emas dan sudah dijual seharga Rp 3.670.000 dan sudah diantar dengan kendaraan bentor," ungkap Sugeng.

Sugeng menuturkan uang tersebut lalu digunakan pelaku untuk memenuhi kebutuhan pribadi. Uang hasil penjualan emas curian itu dipakai membeli emas dengan berat 0,55 gram Rp 478 ribu dan handphone Rp 1,1 juta.

"Setelah itu pelaku pergi ke toko membeli popok, susu SGM, minuman, dan cokelat dengan total harga Rp 150 ribu setelah itu pelaku membayar bentor yang disewa seharga 20 ribu," imbuh Sugeng.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Pelaku Mutilasi Korban Pakai Pisau

Sugeng menuturkan peristiwa pembunuhan ini bermula ketika pelaku melihat korban bersama ibunya di rumah neneknya pada Kamis (18/1) sekitar pukul 10.30 Wita. Saat itu, pelaku melihat korban memakai perhiasan hingga merencanakan pembunuhan.

"Kemudian pelaku pergi ke rumah neneknya. Sesampainya di sana pelaku mengajak korban untuk pergi ke rumah pelaku. Saat korban di rumah pelaku, korban disuruh untuk menunggu karena pelaku akan menitipkan anak pelaku kepada perempuan Wira Mamonto yang adalah tante pelaku," jelasnya.

Sugeng mengatakan, setelah menitipkan anaknya, pelaku kembali ke rumah dan mengajak korban untuk mengambil sayur. Saat itu, pelaku sudah membawa sebilah pisau yang akan digunakan untuk membunuh korban.

"Sekitar pukul 11.00 Wita, pelaku bersama korban berjalan kaki ke lorong baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim. Dengan membawah sebilah pisau, pelaku dan korban melewati jalan belakang," jelasnya.

Dalam perjalanan tersebut, korban mengeluh capek sehingga meminta pelaku untuk menggendongnya. Pelaku pun menuruti permintaan korban dan membawanya ke lokasi tujuan demi melancarkan niat jahatnya.

"Kemudian pelaku menggendong korban, setelah sampai di tempat kejadian pelaku menurunkan korban dan mendorongnya sampai terjatuh tertelungkup di tanah kemudian pelaku menindih korban dari atas sehingga korban sudah tidak bisa bergerak," ungkapnya.

"Kemudian pelaku menutup mulut korban dan menggorok leher korban dari arah kiri dan kanan sehingga terputus. Dan pelaku menjatuhkan kepala korban ke dalam selokan," lanjut Sugeng.

Setelah membunuh korban, pelaku berdiri dan mengambil perhiasan yang dikenakan korban di tubuhnya. Selanjutnya pelaku mendorong badan korban ke selokan.

"Setelah itu pelaku berdiri dan mengambil perhiasan korban berupa, satu buah kalung, satu buah gelang, dan dua buah cincin. Setelah perhiasan emas diambil pelaku mendorong badan korban sehingga terjatuh ke dalam selokan," ungkapnya.

Pelaku kemudian membuang pisau yang digunakan untuk membunuh korban lalu kembali ke rumahnya. Di rumah, pelaku bahkan sempat mandi dan salat. Sedangkan baju yang dikenakan ditinggalkan di atas mesin cuci.

"Pisau pelaku dibuang di tempat yang tidak jauh dari TKP, pelaku langsung pulang mandi dan salat mengikuti jalan belakang. Dan baju yang digunakan pelaku diletakkan di atas mesin cuci," terang Sugeng.

Halaman 2 dari 2
(hsr/asm)

Hide Ads