Institut Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo tengah memproses 5 mahasiswa yang menjadi tersangka kasus tewasnya Hasan Saputra Marjono (17) saat pengkaderan. Kelimanya kini terancam sanksi drop out (DO).
"Terkait itu (lima mahasiswa) masih kami bicarakan dulu dengan tim kode etik. Nanti (sanksi DO atau tidak) akan disampaikan bagaimana perkembangannya," ujar Wakil Rektor III IAIN Gorontalo Lukman Arsyad kepada detikcom, Jumat (19/1/2024).
Lukman memastikan kelima tersangka akan diberikan sanksi jika sudah ada status hukum tetap. Dia menyebut pihak kampus tidak menutup kemungkinan memberikan sanksi yang ringan jika hasil pemeriksaan tim etik memunuhi syarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika memang putusannya sudah ikrar, maka kami pun akan melanjutkan dengan ketentuan sanksi yang ada di kampus ada aspek misalnya teguran, misalnya juga diberi skorsing satu atau dua semester," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Dekan III Fakultas Syariah Rulyjanto Podungge menambahkan lima orang mahasiswa yang jadi tersangka saat ini masih berstatus mahasiswa IAIN.
"Iya mereka masih mahasiswa karena belum ada putusan dari pihak kode etik," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, polisi menahan lima orang tersangka kasus tewasnya mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, Hasan Saputra Marjon saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Bone Bolango. Kelima tersangka merupakan panitia pengkaderan.
"Untuk lima tersangka sudah kami periksa hari ini dan akan kita laksanakan penahanan hari ini," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada wartawan, Kamis (18/1).
Kelima tersangka masing-masing berinisial AS (20), IL (24), SN (20), AR (20), dan WP(20). Alli menyebut kelima tersangka terdiri dari Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, Bendahara, Koordinator Lapangan (Korlap), dan Koordinator Kesehatan.
Untuk diketahui, Hasan Saputra Marjono meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Bone Bolango, Minggu (1/10/2023). Korban merupakan mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.
"Iya benar itu terkait pengkaderan," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Senin (2/10/2023).
(asm/asm)