Korban pembunuhan sadis di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Makmur (53) sempat berteriak kepada kedua putrinya agar mencari perlindungan. Teriakan tersebut menjadi yang terakhir sebelum Makmur tewas terbunuh bersama putranya, Abdillah (27).
Makmur dan Abdillah dibunuh pria misterius di lantai 2 rumahnya, Jalan Poros Makassar-Parepare, Kawasan Maccopa, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Maros, Rabu (6/12). Putri Makmur berinisial UH (22) dan AN (17) diketahui sedang berada di lantai 3.
Awalnya, AN yang sedang tertidur di dalam kamar tiba-tiba terbangun karena mendengar suara keributan. Menurut AN, ayahnya memang terkadang ribut jika sedang marah, namun suara keributan saat kejadian agak lain dari biasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya terbangun mendengar kerusuhan yang kayak besar sekali," ujar AN saat ditemui detikSulsel di Maros, Rabu (6/12/2023) malam.
Lantaran penasaran, AN bergegas keluar rumah dan menemukan kakaknya, UH sedang berada di tangga dan mengintip ke lantai 2. Makmur yang menyadari hal tersebut langsung berteriak kepada kedua putrinya agar segera mencari perlindungan.
"Kakak saya mendengar bapak bilang teriak jangan turun. Jadi saya sama kakak saya langsung ke kamar saya," kata AN.
UH dan AN akhirnya membuat pertahanan untuk berjaga-jaga jika pelaku berusaha masuk ke dalam kamar. Kedua bersaudara itu menutup pintu rapat-rapat dan tak berani keluar kamar.
"(Kakak saya UH) tahan pintu, saya kasi jaket warna yang gelap hitam sama abu-abu di sela pintu supaya dikira enggak ada orang atau mungkin masih tidur begitu," kata AN.
Kakak adik itu berusaha tenang di dalam kamar dan berusaha untuk mencari pertolongan. Keduanya lantas berinisiatif menelepon keluarganya.
"Yang pertama saya telepon itu tante Nani, adik bapak," kata AN.
Setelah menyampaikan peristiwa di malam itu kepada tantenya, UH dan AN lanjut menghubungi call center aparat kepolisian. Keduanya juga menjelaskan hal yang sama.
"Lalu untungnya diangkat (oleh polisi), saya melapor ini itu mereka bergerak ke lokasi. Setelah 15 menit suara mulai reda," katanya.
Kendati suara sudah mulai reda, AN dan UH tetap tidak berani keluar dari kamar. Mereka baru berlari ke lantai 2 rumah setelah mendengar suara teriakan pamannya yang bernama Udin.
"Jadi setelah mendengar teriakan itu kita berdua sadar kalau pelakunya sudah tidak ada. Jadi langsung turun keluar kamar ke lantai dua," katanya.
Setibanya di lantai dua, AN dan UH menemukan ayah dan kakaknya tergeletak dalam kondisi berlumuran darah. Hal itu membuat keduanya menjadi syok dan kembali ke lantai 3.
"Saya naik sebentar untuk nenangin diri baru beberapa menit kemudian saya turun dan sudah lihat ada polisi. Langit sudah mulai cerah," katanya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
UH Saksikan Ayah dan Kakaknya Berduel dengan Pelaku
UH juga sempat menjelaskan detik-detik pembunuhan tersebut kepada polisi. Menurut UH, ayah dan kakaknya sempat berduel dengan pelaku.
"Sepertinya dua lawan satu," ujar UH saat dimintai keterangan aparat kepolisian.
UH mendeskripsikan pria misterius itu mengenakan baju berwarna hijau. Namun ia meyakini pria itu tidak menyadari sedang diintip.
"Celananya saya tidak tahu," sambung UH.
Polisi Buru Pelaku
Kapolres Maros AKBP Awaluddin mengatakan pihaknya masih memeriksa keterangan sejumlah saksi untuk mendalami identitas pelaku. Polisi juga masih memeriksa jasad korban.
"Doakan kami segera menangkap pelakunya," kata AKBP Awaluddin kepada wartawan, Rabu (6/12).
Dia mengatakan pihaknya sudah mengevakuasi mayat ayah dan anak tersebut. Mayat korban sempat diperiksa lebih lanjut sebelum diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.
"Terkait dengan seperti apa petunjuk yang kami dapatkan kami hanya memohon seluruh masyarakat (mendoakan)" kata Awaluddin.