.webp)
Polisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) menuai sorotan karena memulangkan lima pelaku begal sadis. Polisi kemudian menjelaskan bahwa pihak korban dan pelaku sudah berdamai.
"Tanpa kita tahu mereka berdamai di luar. Itu kan anak-anak di bawah umur pelakunya lima orang, dan setelah diperiksa masih ada hubungan keluarga," ujar Kasat Reskrim Polres Bulukumba Iptu Abustam kepada detikSulsel, Sabtu (11/11/2023).
Abustam mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Dinas Sosial, Bapas, kepala sekolah, dan kepala desa. Dia mengaku semua stakeholder merekomendasikan kasus tersebut untuk dihentikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem peradilan anak itu kan wajib dilakukan restorative justice. Rekomendasi Dinas Perlindungan Anak bilang karena anak-anak pelakunya wajib dilakukan restorative justice, apalagi kalau sudah ada perdamaiannya dihentikan saja," terangnya.
"Walaupun keputusan ada sama kami. Namun kami tidak ego, dan tetap minta pertimbangan dari mereka para stakeholder," sambung Abustam.
Dia kemudian menjelaskan jika para pelaku sebenarnya tidak berniat untuk membegal. Dia menyebut ada permasalahan lain sehingga pelaku melancarkan aksinya.
"Kalau bilang itu meresahkan masyarakat, itu awalnya bukan membegal. Tadinya ada permasalahan lain, ketersinggungan di media sosial. Jadi sebenarnya bukan korban ini yang ditunggu, hanya saja dia lewat, dan dia kena. Makanya bukan semata-mata mau ambil itu motor," jelasnya.
Untuk diketahui, peristiwa ini terjadi di Desa Bontomanai perbatasan Desa Bulolohe, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba pada Minggu (24/9) sekitar pukul 22.00 Wita. Seorang warga Desa Topanda berinisial JR yang sedang melintas di Desa Bontomanai menjadi korban.
Dalam aksi tersebut, pelaku merampas sepeda motor jenis Yamaha Mio yang dikendarai JR. Selain itu pelaku mengambil sebuah ponsel milik korban.
(asm/hmw)
