.webp)
Mahasiswa Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, Hasan Saputra Marjono (17) meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Keluarga korban lalu melaporkan peristiwa itu ke polisi.
"Kemarin saya sudah buat laporan polisi (LP) di Polda Gorontalo didampingi kuasa hukum," ujar kakak kandung korban, Moh Aprian Syahputra (26) kepada detikcom, Rabu (4/10/2023).
Aprian mengaku pihaknya membuat laporan secara resmi ke Polda Gorontalo pada Selasa (3/10) kemarin. Dia mengatakan pihak keluarga menilai ada kejanggalan terkait kematian korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laporan polisi itu lebih merujuk keberatan pihak keluarga. Karena itu macam ada yang janggal atas meninggalnya almarhum," katanya.
Aprian menuturkan pihak keluarga tidak percaya saat mendapat kabar Hasan meninggal ketika mengikuti pengkaderan. Apalagi, selama ini Hasan tidak pernah mengeluh sakit.
"Kami keluarga tidak percaya karena almarhum tidak pernah sakit," bebernya.
Dia pun menegaskan bahwa adiknya itu tidak memiliki riwayat penyakit. Bahkan sebelumnya tidak pernah dirawat di puskesmas ataupun rumah sakit (RS).
"Riwayat tidak pernah sakit. Tidak ada tanda-tanda dia sakit, tidak ada riwayat penyakit. Sedangkan (korban) tidak pernah masuk puskesmas dan rumah sakit manapun," sambungnya.
Atas dasar tersebut, pihak keluarga memutuskan membuat laporan ke polisi. Dia berharap penyebab kematian adiknya bisa terungkap.
"Semoga ini bisa dibuktikan di jalur hukum fakta yang sebenarnya yang terjadi," pungkasnya.
Untuk diketahui, Hasan Saputra Marjono meninggal dunia saat mengikuti pengkaderan di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Bone Bolango, Minggu (1/10). Korban merupakan mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Gorontalo.
"Iya benar itu terkait pengkaderan," ujar Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli kepada detikcom, Senin (2/10).
(hsr/asm)
