Polisi Tegaskan Penangkapan Anggota KKB Tak Ganggu Pembebasan Pilot Susi Air

Jayapura -

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menegaskan penangkapan dua anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya tidak mengganggu upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Dia mengatakan proses negosiasi tetap berjalan.

Dua anak buah Egianus Kogoya yang ditangkap yakni EY alis Altau (27) dan YT (34). YT dibekuk di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Kamis (7/9) sedangkan ET diciduk di Nabire, Papua Tengah, Selasa (19/9).

"Sementara tidak, kan itu yang domain yang melakukan negosiasi kan terus jalan. Kalau ini kan kelompok ini kan menyuplai bama (bahan makanan), amunisi, ini kan kita tangkap semua supaya tidak boleh lagi ada berkembang ke sana," kata Irjen Mathius kepada wartawan di Kota Jayapura, Papua, Jumat (22/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mathius menilai penangkapan ET dan YT dapat menghambat aktivitas Egianus dan kelompoknya. Sebab, keduanya memiliki peran dalam mendukung kegiatan Egianus.

"Nah, kita berharap dengan kita memutus itu bantuan untuk melakukan aktivitas atau bertahan di tempat-tempat itu kan bisa terhenti," ujarnya.

Dia berharap dengan ditangkapnya ET dan YT membuat pasokan kebutuhan Egianus menjadi terganggu. Sehingga masalah itu bisa menjadi kesempatan untuk bernegosiasi terkait pembebasan pilot Susi Air.

"Mudah-mudahan dengan adanya tekanan itu tidak ada asupan logistik mereka bisa menghubungi yang tadi kita dorong melakukan negosiasi," harap Mathius.

Mathius mengungkapkan Egianus dan kelompoknya selama ini menggunakan strategi gerilya. Karena itu, kebutuhan mereka sangat bergantung dari orang-orang yang selama ini menjadi pendukung Egianus.

"Jadi cukup banyak mungkin hubungan kekerabatan ya, kita memaklumi karena memang namanya gerilya itu kan seperti itu. Dia bertumpu pada keluarganya, masyarakat yang ada di sekitarnya," pungkasnya.

Untuk diketahui, pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu. Dia diculik usai pesawat yang dipilotinya dibakar di Lapangan Terbang Paro, Nduga, Papua Pegunungan.