Pelarian 11 pelaku terkait kasus pembunuhan Kepala Distrik Kramamongga, Fakfak, Papua Barat, Darson Hegemur berakhir di tangan aparat kepolisian. Empat di antaranya tewas ditembak, sementara 7 lainnya digelandang ke kantor polisi.
Kasus ini berawal saat sejumlah massa menyerang dengan membakar Kantor Distrik Kramamongga, Fakfak pada Selasa (15/8) sekitar pukul 19.30 WIT. Kepala Distrik Kramamongga Darson Hegemur tewas dalam penyerangan itu.
"Pembakaran Kantor Distrik Kramamongga, dan penganiayaan mengakibatkan Kepala Distrik Kramamongga Darson Hegemur meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Papua Adam Erwindi dalam keterangannya, Rabu (16/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adam menuturkan para pelaku melakukan penyerangan dengan membawa senjata tajam. Para pelaku juga mengenakan penutup wajah.
"Sekitar 25 orang yang membawa parang, tombak dan panah serta pelaku menggunakan cadar langsung menuju kantor Distrik Kramamongga dan melakukan perusakan, pembakaran kantor dan kendaraan serta penganiayaan terhadap kepala distrik," jelasnya.
Polisi sejak penyerangan itu langsung melakukan olah TKP hingga mengidentifikasi para pelaku. Satu per satu pelaku pun dikejar aparat.
Hingga akhirnya tim gabungan total meringkus 11 orang terduga pelaku. Saat itulah empat tersangka yakni Nason Hindom, Otis Hanaba, Simon Kramandondo dan Neman Gewab tewas ditembak.
"Iya benar totalnya sudah 11 pelaku yang ditangkap. Empat pelakunya dilakukan tindakan tegas dan terukur," ujar Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga kepada detikcom, Senin (11/9).
Irjen Daniel mengatakan Simon Kramandondo yang tewas ditembak merupakan otak penganiayaan terhadap kepala distrik. Dia juga mengotaki pembakaran kantor distrik dan dua sekolah.
"Jadi, tersangka Nason Hindom berperan sebagai pembakar SD YPPK Lukas Mamur, Pembakar Kantor Distrik Kramamongga, penganiayaan kepala Distrik Kramamongga dan pembakaran panggung 17 Agustus. Otis Hanaba berperan sebagai pembakar kantor Distrik Kramongmongga, panggung 17 Agustus dan SMP Negeri 4 Kokas Distrik Kramamongga," terangnya.
"Kemudian Simon Kramandondo, otak penggerak kasus penganiayaan kepala Distrik, pembakaran kantor Distrik, Pembakaran SMP Negeri 4 Kokas Distrik Kramongmongga dan pembakaran SD YPPK Lukas Mamur dan Neman Gewab berperan sebagai pembakar Kantor Distrik Kramamongga, Penganiayaan Kepala Distrik Kramamongga, Pembakar SMP Negeri 4 Kokas Distrik Kramamongga, Pembakar SD YPPK Lukas Mamur dan pembakar panggung 17 Agustus," lanjut Daniel.
Sementara tujuh tersangka lainnya berinisial YR (31), AK (60), NK (26), ET (40), KH (59), MT (39), SK (36). Selain ketujuh tersangka, polisi juga mengamankan warga dan anak-anak yang dijadikan tameng oleh para pelaku.
"Sedangkan anak-anak yang kami amankan yakni JA umur 8 bulan, RR (2), NK (18) dan IN (21). Mereka ini hanya dijadikan tameng dari para pelaku," tutupnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Para Pelaku Terafiliasi KNPB
Polisi mengatakan pelaku pembakaran itu terafiliasi dengan Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Polisi turut menyita sejumlah atribut Papua Merdeka dari para pelaku.
"Iya benar mereka sepertinya berafiliasi di situ (KNPB)," kata Irjen Daniel.
Daniel mengatakan pihaknya menemukan bendera Bintang Kejora hingga daftar nama-nama yang hadir dalam pemilihan struktur militan KNPB. Kendati demikian, polisi masih melakukan pemeriksaan dan pendalaman terkait keterlibatan organisasi KNPB tersebut.
"Iya, tapi hasil pemeriksaan masih tetap dilakukan, tapi yang kita temukan itu bendera Bintang Kejora," ujarnya.
Daniel mengungkap sejumlah bukti-bukti yang mengarah pada keterlibatan pelaku dengan kelompok kriminal bersenjata juga ditemukan saat penangkapan di sekitar pegunungan Kramongmongga.
"Iya, jadi barang bukti yang kami temukan di lokasi saat penangkapan itu ada atribut-atribut Papua Merdeka berupa bendera bintang kejora, berbagai alat panah, tombak, parang," ujarnya.
Tak hanya alat tajam, polisi juga menemukan granat aktif. Bahkan ditemukan dokumen rencana penyerangan dan nama-nama daripada anggota kelompok militan tersebut.
"Anggota juga temukan granat yang masih aktif, dokumen-dokumen rencana kegiatan selanjutnya untuk melakukan penyerangan dan kegiatan yang sama," tutupnya.