Nasib berbeda dialami manajer wedding organizer (WO) dengan kru dan calon pengantin di kasus kebakaran Gunung Bromo akibat foto prewedding pakai flare. Manajer WO bernama Andrie Wibowo Eka Wardhana (41) ditetapkan tersangka, sementara calon pengantin dan kru WO lainnya dikenakan wajib lapor.
Melansir detikJatim, polisi sempat mengamankan enam orang terkait kasus ini, termasuk kedua calon pengantin. Namun dari enam orang yang diamankan hanya manajer WO yang ditetapkan tersangka, sementara lima lainnya dipulangkan.
Aaparat kepolisian juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian, di Bukti Teletubbies Gunung Bromo, Jumat (8/9). Hasilnya, kebakaran diduga dipicu dari percikan flare yang digunakan saat foro prewedding dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk sekarang lima orang yang sebelumnya statusnya sebagai saksi sudah dipulangkan dan harus wajib lapor," kata Kapolres Probolinggo AKBP Wisnu Wardana, Sabtu (9/9/2023).
Sementara, Andrie selaku Manajer WO dinilai bertanggung jawab dalam sesi pemotretan itu. Apalagi ia juga menawarkan kepada calon pengantin untuk menggunakan flare saat proses foto prewedding di Bukit Teletubbies Bromo.
Pasangan calon pengantin pria berinisial HP (39) asal Kedungdoro, Tegalsari, Surabaya dan pengantin wanita PMP (26) asal Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang kemudian tergiur setelah diperlihatkan contoh foto prewedding menggunakan flare.
"Tapi foto atau gambar yang ditawarkan kepada pengantin asal Surabaya itu kondisi rumputnya masih hijau atau tidak kering, sehingga kliennya tertarik ingin difoto prewedding pakai flare," ujar Wisnu, Jumat (8/9).
Setelah itu terjadilah kesepakatan untuk melakukan sesi foto prewedding di Bukit Teletubbies Bromo pada Rabu (6/9). Walaupun mengetahui kondisi di savana yang tandus dan mudah terbakar, Andrie tetap melanjutkan sesi pemotretannya menggunakan flare.
Parahnya lagi, saat percikan api mulai muncul dan membakar rumput savana yang tandus, Andrie dan rekan-rekannya justru santai dan tak langsung mengambil tindakan dengan memadamkan api. Alhasil, api membesar dan kebakaran pun tak terelakkan.
"Jadi saat sesi prewedding dengan flare itu, ada 5 flare yang dinyalakan tapi hanya 4 yang berhasil. Ada 1 yang kemudian meletup hingga menyebabkan kebakaran di area Bukit Teletubbies," ujar Wisnu.
Kesaksian Warga
Sismiko adalah relawan sekaligus warga Tengger yang mengetahui kejadian itu dan bagaimana peristiwa bermula. Dia menyebut kejadian itu terjadi pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.
Menurut Sismiko, pengunjung yang melakukan prewedding sengaja menyalakan flare untuk kebutuhan foto. Walhasil percikan apinya mengenai rumput kering.
"Jadi mereka menyalakan flare, otomatis percikan api itu mengenai rumput. Banyak video yang beredar, yang saya lihat mereka ketika api itu masih kecil tidak ada reaksi pemadaman. Mereka membiarkan itu," jelas Sismiko kepada wartawan, Kamis (7/9).
Akibatnya, ratusan orang petugas gabungan TNBTS bersama TNI, Polri, BPDP Probolinggo, juga relawan, dan warga setempat bekerja sama memadamkan api.
"Saya sangat menyayangkan sekali. Ya, ini kan salah satu bagian dari ladang ekonomi masyarakat Tengger, terutama para pelaku wisata di sini. Kalau terjadi seperti ini tentu berdampak langsung pada pendapatan ekonomi yang tadinya mulai berdatangan wisatawan akhirnya berkurang lagi," ungkapnya.
(asm/asm)